Intisari-Online.com - Tahun 2020 sepertinya tidak akan terlupakan bagi sebagian besar masyarakat dunia.
Sebab di tahun itu muncul sebuah penyakit baru yang kita sebut pandemi virus corona (Covid-19).
Disebutkan bahwa virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019.
Penyakit yang menyerang paru-paru itu lantas membuat China menerapkan kebijakan lockdown karena kasus menyebar cepat.
Baca Juga: Gambar Peta Dunia Tahun 1491 yang Dilewati Christopher Columbus
Pada Februari 2020, virus corona mulai menyerang negara lain.
Hingga membuat beberapa negara lockdown hingga kewalahan menghadapi banyaknya pasien.
Ketika memasuki pertengahan tahun, sejumlah negara melaporkan resesi ekonomi atau masalah ekonomi.
Mau negara maju, berkembang, atau miskin, semua menghadapi masalah yang sama.
Namun sepertinya itu tidak berlaku pada China.
Dilansir darichannelnewsasia.com pada Jumat (1/1/2021),China telah membuat kemajuan besar dalam mengembangkan ekonominya dan memberantas kemiskinan pedesaan selama setahun terakhir.
Kondisi itu terjadi meskipun ada pandemi virus corona.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden China Xi Jinping dalam pidato Tahun Baru pada Kamis (31/12/2020).
"China adalah ekonomi besar pertama yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2020,"kata Presiden Xi di televisi nasional.
"Dengan produk domestik bruto diperkirakan melebihi 100 triliun yuan (hampir US $ 14 triliun) untuk tahun ini."
Dana Moneter Internasional memperkirakan pada bulan Oktober bahwa China, ekonomi terbesar kedua di dunia, akan tumbuh 1,9 persen pada tahun 2020, penurunan tajam dari kenaikan 6,1 persen pada 2019, dan kemudian meningkat 8,2 persen pada 2021.
Itu dibandingkan dengan perkiraan IMF untuk kontraksi ekonomi global sebesar 4,4 persen untuk tahun 2020, penurunan terburuk sejak Depresi Besar pada tahun 1930-an.
China sebagian besar telah mengakhiri penularan virus corona domestik.
Tetapi pidato Presiden Xi datang ketika pemerintah memerintahkan langkah-langkah tambahan untuk mencegah kebangkitan kembali selama beberapa bulan mendatang.
China mendorong puluhan juta pekerja migran untuk tidak melakukan perjalanan pulang selama liburan Tahun Baru Imlek Februari untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus corona, yang mengganggu pertemuan keluarga terpenting tahun ini.
Sekolah-sekolah di seluruh negeri juga dijadwalkan untuk memulai liburan Tahun Baru Imlek seminggu lebih awal dan wisatawan telah diberitahu untuk tidak mengunjungi ibu kota Beijing selama liburan.
Presiden Xi menyerukan peningkatan kerja sama internasional dalam memerangi virus, yang diyakini telah muncul dari kota Wuhan di China tengah pada akhir 2019.
"Orang-orang di seluruh dunia harus melakukan upaya bersama untuk mengusir awan gelap pandemi Covid-19 sejak dini dan membangun planet Bumi menjadi rumah yang lebih baik bagi seluruh umat manusia," kata Presiden Xi.
Terakhir, Presiden Xi juga memuji kemajuan dalam mengangkat hampir 100 juta orang China pedesaan keluar dari kemiskinan selama delapan tahun terakhir dan dalam "sepenuhnya membangun masyarakat yang cukup sejahtera dalam segala hal".