Intisari-online.com -Pemerintah Indonesia akhirnya membebaskan Abu Bakar Ba'asyir.
Ustaz pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min itu dibebaskan pada Jumat kemarin.
Ia dijemput oleh keluarganya dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur Jumat 8/1/2021 pagi.
Kuasa hukumnya Achmad Michdan dikonfirmasi Jumat pagi mengatakan "Abu Bakar Ba'asyir sudah bebas dalam perjalanan ke Solo."
Ba'asyir diketahui keluar dari Lapas Kelas IIA Gunung SIndur pada pukul 05.21 WIB pagi.
Ia tampak didampingi keluarga dan pengacara saat keluar dari depan pintu gerbang lapas.
Ba'asyir dinyatakan bebas murni karena telah menyelesaikan masa pidana selama 15 tahun.
Pembebasannya disoroti oleh berbagai media asing.
Dari BBC News, disebut-sebut Jamaah Islamiah, kelompok yang ia pimpin adalah kelompok yang terinspirasi oleh al-Qaeda, menjadi dalang pengeboman Bali yang membunuh 202 orang.
Pemerintah Indonesia juga disorot setelah menyebutkan Abu Bakar Ba'asyir akan memasuki program deradikalisasi.
Bom Bali terjadi pada 12 Oktober 2002, menewaskan warga dari 21 negara yang tengah berlibur di Pulau Dewata.
Dua bom meledak di Paddy's Irish Bar, Legian, Kuta, Badung dan Sari Club, Kuta.
Sampai saat ini Bom Bali 2002 adalah serangan teroris paling mengerikan yang terjadi di Indonesia.
Dibebaskannya Abu Bakar Ba'asyir mendapat reaksi bercampur di Indonesia dan Australia.
Australia adalah satu negara yang sebagian besar korbannya berasal.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan ia berduka untuk para keluarga korban dan "terkadang dunia tidak adil."
Dunia banyak bertanya, mengapa Ba'asyir dibebaskan.
Rupanya, ia dibebaskan karena sudah menyelesaikan hukuman penjara untuk kejahatan yang tidak berkaitan dengan pengeboman tersebut.
Hukuman penjara yang harus diterima Ba'asyir adalah 15 tahun sejak 2011.
Ia dihukum karena mendukung latihan militan di provinsi Aceh, tapi ia kemudian mendapatkan pengurangan masa hukuman.
Petugas mengatakan ia telah "menjalani hukumannya dengan baik".
Sebelumnya Ba'asyir telah dipenjara di tahun 2005 atas konspirasi mengenai pengeboman Bali, tapi tidak ada bukti yang mendukung.
Ia selalu menampik keterlibatan apapun dalam terorisme.
Kaitan Ba'asyir dengan serangan Bali
Ba'asyir dulunya adalah pemimpin komando untuk Jemaah Islamiah (JI).
JI adalah kelompok militan Islami yang dulunya terlibat dalam pengeboman Bali.
Beberapa menggambarkan ia sebagai dalang di balik pengeboman itu, tapi perannya yang sebenarnya masih tidak jelas.
Sidney Jones, direktur Institute for Policy Analysis of Conflict di Jakarta mengatakan keputusan operasional diberikan orang lain di JI.
Namun Ba'asyir memberikan 'lampu hijau'.
"Ia tidak merencanakannya, tapi dia bisa menghentikannya jika ia mengatakan tidak."
Ba'asyir kemudian keluar dari JI dan kemudian membentuk kelompok ekstrimis lain yaitu Jamaah Anshorut Tauhid.
Garil Arnandha, anak dari korban Bom Bali 2002 mengatakan kepada BBC: "saya tidak setuju dengan dilepasnya Abu Bakar Ba'asyir karena menurut saya ia masih berbahaya dan memiliki potensi mengembalikan terorisme di Indonesia."
Namun ibunya, Endang, memiliki pandangan lain.
"Sebagai korban, aku telah memaafkannya," ujarnya.
"Ia telah lama mendekam di penjara atas kejahatannya dan aku benar-benar berharap ia akan kembali ke jalan yang benar.
"Aku khawatir tapi aku berusaha berpikir positif karena trauma kehilangan suamiku di pengeboman itu sangat mengerikan."
Scott Morrison sendiri mengatakan dibebaskannya Ba'asyir sangat disesalkan oleh para keluarga korban, tapi ia tambahkan hal itu merupakan "urusan untuk sistem hukum Indonesia".
"Tidak membuat warga Australia lebih mudah menerimanya, tentunya. Yaitu dia yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga Australia akan dibebaskan," ujarnya.
Sebanyak 88 warga Australia merupakan para korban yang meninggal di Bali.
Albert Talarico, juru bicara untuk klub liga rugby Coogee Dolphins di Sydney yang kehilangan 6 anggota di pengeboman itu mengatakan sangat frustrasi bagi keluarga yang harus hidup melewati kenangan menyakitkan itu terus menerus.
"Aku tidak percaya ia harus dibebaskan, tapi sayangnya itu peraturan mereka," tambah Talarico.
"Itu jelas tidak adil untuk para keluarga korban."
Kelompok liga itu menghormati enam anggota yang meninggal setiap harinya, melalui logo Coogee Dolphins yang diubah untuk tunjukkan nomor posisi mereka, dan selama pertandingan nomor mereka dengan bangga ditampilkan di kaos para pemain.
"Kami membawa nomor mereka di dada kami setiap pertandingan. Mereka adalah anak-anak muda di masa puncak hidupnya. Kami pastikan cerita mereka tidak akan dilupakan," ujar Talarico.
Lantas menurut Jones ia tidak berpikir Ba'asyir masih memiliki pengaruh yang signifikan.
"Kurasa ia akan diperlakukan sebagai tokoh tua oleh kelompok Muslim konservatif yang ingin melihat hukum Islam lebih besar di Indonesia. Namun kurasa tidak jika ia bisa menginpirasi kekejaman ekstrimis," ujar wanita itu.
Selain karena pengaruhnya yang sudah kecil, ia berpikir hal ini karena perubahan bagaimana ekstrimisme beroperasi saat ini.
Setelah Bom Bali, Indonesia didukung Australia dan AS untuk membentuk kelompok anti-teroris yang melemahkan JI, Densus 88.
Baca Juga: Pantas Sulit Ditangkap Meski Telah 5 Tahun Diburu, Rupanya Inilah Profesi Ali Kalora Dulunya
Tahun 2008 tiga pria dieksekusi untuk peran mereka membawa bom tersebut, dan beberapa yang lain telah dipenjara atau dieksekusi oleh pasukan keamanan.
Ba'asyir dilaporkan memohon aliansi dengan ISIS di tahun 2014 saat ia berada di penjara.
Ketua agensi anti-teroris Eddy Hartono telah mengatakan Ba'asyir akan mengikuti program deradikalisasi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini