Jadi Sumber Malapetaka di Beirut Lebanon, Siapa Sangka 1.500 Amonium Nitrat Pernah Diselundupkan ke Indonesia dari Malaysia, Benda Ini Kerap Jadi Bahan Peledak Teroris

Afif Khoirul M

Penulis

Amonium nitrat ternyata bukanlah benda sembarangan, karena benda ini kerap kali dijadikan bahan dasar 'favorit' para teroris untuk membuat bom.

Intisari-online.com -Jadi Sumber Malapetaka di Beirut Lebanon, Siapa Sangka 1.500 Amonium Nitrat Pernah Diselundupkan ke Indonesia dari Malaysia, Benda Ini Kerap Jadi Bahan Peledak Teroris.

Belakangan, kabar mengenasi situasi Beirut Lebanon kencang diperbincangkan, pasca terjadinya ledakan dasyat.

Kunci dari ledakan dasyat itu, ternyata berasal dari bahan kimia yang disebut dengan amonium nitrat bahan ini telah disimpan selama 6 tahun di gudang Beirut.

Sementara itu asal-usul amonium nitrat ini juga cukup misterius, diketahui bahwa benda ini hanyalah barang sitaan dari sebuah kapal.

Justru setelah disita dan disimpan selama 6 tahun di Beirut berakhir menjadi malapetaka besar.

Baca Juga: Meski Terseok-seok Pasca-ledakan Dasyat di Beirut, Uluran Tangan Israel Ditolak Mentah-mentah oleh Lebanon, Dendam Kesumat ini yang Jadi Pemicunya

Sementara itu diketahui, amonium nitrat ternyata bukanlah benda sembarangan, karena benda ini kerap kali dijadikan bahan dasar 'favorit' para teroris untuk membuat bom.

Sebut saja di Indonesia, banyak kasus ledakan bom dan ternyata diketahui sebagian menggunakan bahan dasar amonium nitrat.

Menurut Kompas salah satu yang terkenal adalah tragedi Bom Bali II yang terjadi 12 Oktober 2002 di Pulau Bali.

Pengeboman yang dilakukan oleh Amrozi ini diketahui menggunakan bahan dasar RDX.

Baca Juga: India Kembali Digempur Urusan Rebutan Wilayah Kashmir, Bukan Oleh China Tapi Negara Tetangganya Ini yang Kian Berani Rilis Peta Baru Wilayah Kashmir Padahal Jelas Bisa Picu Konflik Baru

Menurut Harian Kompas 23 Oktober 2002, Wakil Kepala Badan Hubungan Masyarakat (Humas) Polri Brigadir Jenderal (Pol) Edward Aritonang mengatakan.

Bahan peledak yang digunakan dalam aksi teror itu menggunakan bahan mirip RDX.

Jenis bahan peledak RDX ditandai dengan residu zat amonium nitrat dan jelaga yang merupakan bagian dari ramuan bom C4.

Bom itu meninggalkan bekas berupa lubang seperti kepundan.

Sementara itu, kasus mengenai amonium nitrat terus berlanjut tahun 2016 sebanyak 1.500 karung amonium nitrat pernah diselundupkan ke Indonesia.

Menurut ABC News pada 22 Sepetember 2016, sejumlah besar amonium nitrat diselundupkan ke Indonesia, lagi-lagi menuju Bali.

Baca Juga: Termasuk Jadi Bahan Racikan Bom Bali 2002, Simak Kisah Antara Amonium Nitrat dan Aksi Bom di Indonesia Berikut Ini

Beruntung aksi penyelundupan itu berhasil diketahui oleh polisi, namun menurut keterangan, amonium nitrat itu diduga untuk digunakan sebagai alat pengeboman ikan ilegal.

Diperkirakan jumlah amonium nitrat yang diselundupkan tersebut memiliki berat mencapai 30 ton, dan berhasil disita polisi dari kapal yang baru tiba di Malaysia.

Selain digunakan sebagai bahan peledak amonium nitrat juga bisa digunakan sebagai pupuk.

Ini bukan pertama kalinya amonium nitrat jadi barang selundupan nan mencurigakan di Indonesia.

Tahun 2017, lagi-lagi amonium nitrat jadi barang selundupan di Bali.

Melalui Operasi Laut Jaring Wallace Bea Cukai mengamankan kapal kayu yang membawa amonium nitrat.

Tujuan pengirimannya amonium nitrat tersebut lagi-lagi adalah Bali.

Baca Juga: Sudah Ditangkap oleh Pihak Berwenang, Sosok Ini Diduga Dalang dalam Ledakan di Kota Beirut Libanon, Surat Misterius Ini Jadi Buktinya

Amonium nitrat tersebut disita polisi, dengan berat mencapai 63,8 ton dibawa oleh sebuah kapal yang tidak memiliki dokumen sah.

Penindakan ini juga menjadi daftar panjang rekam jejak amonium nitrat jadi barang selundupan di Indonesia.

Sejak tahun 2009-2016 sebanyak 166,475 kg amonium nitrat diselundupkan ke Indonesia.

Sementara itu, diketahui negara terbesar yang menjadi produsen amonium nitrat adalah Rusia.

Artikel Terkait