Intisari-online.com -Persaingan jet tempur menjadi salah satu kunci persaingan kemampuan militer antar negara.
Sampai saat ini, jet tempur milik Amerika Serikat garapan Boeing F-15C masih menjadi jet tempur terbaik di dunia.
Jet tempur tidak terkalahkan itu tercatat telah terjun dalam 104 kali pembunuhan sampai nol kerugian.
Dengan keunggulan yang dibawa jet tempur F-15, militer Amerika Serikat (AS) masih menjadi militer dominan di dunia.
Selanjutnya yang kedua adalah militer Rusia.
Negeri Beruang itu memang sudah lama selalu bersaing dengan AS terutama di bidang militer.
Persaingan yang muncul sejak Perang Dingin tersebut sejatinya tidak pernah selesai sampai sekarang.
Salah satu yang diajukan Rusia untuk menyaingi jet tempur Amerika adalah seri Sukhoi generasi kelima baru, Sukhoi Su-57.
Su-57 memang sudah dikenal sebagai jet tempur yang diunggulkan Rusia untuk kalahkan AS.
Namun rupanya, ada pendahulu Su-57 yang namanya jarang terdengar tapi malah lebih unggul dari Su-57 sendiri.
Jet tempur itu bernama Su-47, konon juga dijuluki "Elang Emas".
Su-47 "Berkut" (Bahasa Rusia untuk Elang Emas) dikabarkan pernah menunjukkan diri pada tahun 2019 lalu.
Pada pameran angkatan udara Rusia, pertengahan tahun 2019 lalu jet tempur ini dikeluarkan dari tempatnya disimpan dan ditampilkan di Bandar Udara Internasional Zhukovsky, di luar Moskow.
Jet tempur pendahulu Su-57 ini memiliki keunikan menjadi salah satu dari dua pesawat dengan sayap menyapu ke depan.
Penampilan publik pada tahun 2019 lalu merupakan penampilannya di publik pertama sejak tahun 2007.
Dengan sayap menyapu ke depan, Su-47 tampak seperti jet tempur dari novel fiksi ilmiah lawas tahun 1960-an.
Baca Juga: Pesawat Tanpa Awak Makin Ungguli Jet Tempur, Ini Daftar 10 Drone Tempur Terbaik di Tahun 2020
Padahal, teknologi ini baru berkembang dari pertengahan tahun 1980-an.
Keuntungan sayap menyapu ke depan
Sebenarnya rangka udara dengan sayap menyapu ke depan memiliki beberapa keunggulan.
Sayap itu memiliki manuver tinggi, terutama pada kecepatan subsonik.
Keunggulan lainnya adalah memiliki karakteristik angkat unik sehingga bisa lakukan lepas landas jarak pendek.
Dengan sayap ini, jet tempur juga bisa mengubah arah dengan cepat, salah satu keuntungan dalam pertempuran udara.
Seperti disebutkan di awal, ada dua jenis jet tempur yang memiliki sayap menyapu ke depan.
Selain Rusia, AS juga sudah lama menyelidiki susunan sayap ini.
Baca Juga: Tupolev PAK-DA Pengebom Nuklir Siluman Rusia, Malaikat Maut yang Bikin Gentar Negara Barat
Amerika membangun jet tempur X-29, tapi sayangnya jet tempur itu juga tidak pernah terbang.
Agensi Proyek Riset Lanjutan Pertahanan AS mencatat, sayap menyapu ke depan membuat jet tempur "tidak stabil secara aerodinamis".
X-29 milik AS memerlukan kontrol komputer yang ekstensif untuk bisa terbang.
Selain itu, bahan serat karbon diperlukan untuk membuat jet tempur bisa terbang dengan mudah.
Sepertinya, masalah yang sama juga dihadapi oleh Rusia dalam mengembangkan jet tempur Su-47, karena selanjutnya Rusia mengembangkan jet tempur Su-57.
Namun masalah yang dihadapi oleh Rusia tidak hanya itu saja.
Proyek jet tempur Su-47 dikembangkan di awal sampai akhir dekade 1980-an.
Sayangnya untuk kedua firma pengembang, Sukhoi, serta untuk pesawat itu sendiri, keruntuhan Uni Soviet menggagalkan proyek besar itu.
Keruntuhan Uni Soviet menyebabkan Rusia tidak memiliki cukup dana untuk mengembangkan jet tempur yang cukup layak bagi militer mereka.
Hingga kini, jet tempur Su-47 hanya dibangun satu rangka saja yang digunakan untuk purwarupa.
Jet tempur ini tidak pernah masuk ke dalam produksi massal lebih-lebih digunakan untuk terbang para tentara Rusia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini