Penulis
Intisari-Online.com -Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Moskow akan menawarkan jet Su-57 untuk ekspor dan permintaan asing kemungkinan akan meningkat setelahmereka memenuhi pesanan Angkatan Bersenjata Rusia.
Perjalanan jet tempur Su-57 generasi kelima Rusia tidak sepenuhnya mulus.
Salah satu Su-57 yang diproduksi secara serial pertama jatuh selama sesi pelatihan di Timur Jauh Rusia pada akhir Desember tahun lalu.
Sementara beberapa tahun yang lalu terlihat jelas bahwa harga pesawat itu mungkin lebih mahal daripada yang mampu dijangkau Rusia.
Untuk itu, Moskow mengambil tindakan yang sama seperti tank tempur utama (MBT) T-14 Armata generasi berikutnya, yakni mereka mencari pelanggan asing untuk membantu mensubsidi produksi.
Pada hari Selasa, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Moskow akan menawarkan jet Su-57 untuk ekspor dan diharapkan permintaan asing kemungkinan akan meningkat setelah mereka memenuhi pesanan Angkatan Bersenjata Rusia.
“Tidak mungkin akan ada permintaan yang signifikan sampai kami mengirimkan cukup mesin untuk pasukan kami sendiri. Jadi, tujuan nomor satu kami adalah mengirimkan terlebih dahulu ke Angkatan Bersenjata Rusia. Kemudian, kami menawarkan mesin ini kepada pihak asing, kami melakukan kampanye iklan kami, ”direktur industri kompleks penerbangan Rosect Anatoly Serdyukov mengatakan kepada Tass.
Namun, Rusia tidak menyebutkan negara mana saja yang mungkin menjadi pembeli potensial.
Melansir The National Interest, Rabu (2/9/2020), Angkatan Udara Rusia akan menerima Sukhoi Su-57, yang pertama kali terbang pada 2010 dan dilaporkan digunakan di Suriah pada 2018 dan 2019, pada gelombang pertama — tetapi pada Mei 2019 Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa tujuh puluh enam pesawat hanya akan diperoleh pada tahun 2028.
Tass juga melaporkan bahwa juru bicara Federal Service on Military-Technical Cooperation, Maria Vorobyova sebelumnya mengungkapkan bahwa beberapa negara telah mengirimkan aplikasi resmi mereka untuk membeli Su-57.
Su-57 canggih dikembangkan untuk menghancurkan semua jenis target berbasis udara, darat dan air.
Pesawat yang merupakan pesawat Rusia pertama yang memanfaatkan teknologi siluman itu juga dirancang memiliki supercruise, supermaneuverability, dan avionik canggih untuk mengatasi serangan dari pesawat tempur generasi sebelumnya serta pertahanan darat dan laut.
Pesawat ini juga memiliki kecepatan jelajah supersonik, ruang senjata internal, lapisan penyerap radio, dan peralatan onboard terbaru.
Su-57 dimaksudkan untuk menggantikan MiG-29 dan Su-27 di Angkatan Udara Rusia.
Berbicara mengenaiSu-57, ternyata pesawat siluman ini lebih hebat dari F-35 buatan AS.
Kehadiran jet tempur siluman generasi 5, F-35 Lightning II buatan AS yang telah dikirim ke berbagai negara sekutu AS, khususnya Israel yang sudah menggunakan dalam peperangan memang langsung mengguncang dunia.
Tapi kehadiran F-35 AS sesungguhnya tidak membuat musuh bebuyutan AS, yakni Rusia ciut nyalinya.
Pasalnya selain telah memiliki persenjataan penangkal berupa rudal S-400, AU Rusia juga sudah memiliki jet tempur yang jauh lebih unggul dibandingkan F-35, yakni T-50/PAK FA atau dikenal pula dengan sebutan Sukhoi Su-57.
Sebagai jet tempur berteknologi siluman Su-57 seperti halnya F-35 sebenarnya juga sudah digunakan di medan perang, yakni di Suriah untuk memerangi teroris ISIS.
Jet tempur Su-57 dengan kemampuan multi fungsinya karena bisa digunakan untuk menyerang semua sasaran baik di darat, laut, maupun udara dari sisi teknologi lebih unggul dibandingkan F-35 karena memiliki kecepatan dan jarak jelajah yang lebih mumpuni.
Dari sisi kecepatan Su-57 mampu melesat hingga Mach 2 (2.140 km/jam) sedangkan F-35 kecepatan maksimumnya adalah Macht 1,6 (1.930 km/jam).
Untuk jarak jelajah dengan membawa tanki bahan bakar cadangan Su-57 bisa terbang hingga jarak 3.500 km sementara F-35 ‘hanya’ mampu terbang hingga jarak 2.220 kim.
Dengan kecepatan dan daya jelajah terbang yang jauh lebih unggul itu, apalagi dari kemampuan bermanuver di udara jet-jet tempur Rusia juga jauh lebih unggul dibandingkan dengan jet-jet tempur AS, maka jika terjadi pertarungan di udara (dog fight) maka Su-57 dipastikan akan memperoleh kemenangan.
Apalagi dari sisi persenjataan antara yang dibawa baik oleh Su-57 maupun F-35 juga sebanding karena masing-masing dilengkapi rudal udara ke udara jarak pendek serta jarak jauh dan meriam kaliber 30 mm untuk keperluandog fight.
Rusia memang tidak menggembar-gemborkan jet-jet tempurnya Su-57-nya karena merupakan ‘jet tempur pusaka pamungkas’ yang untuk sementara tidak akan dijual ke negara-negara lain.
Berbeda dengan F-35 AS yang sudah gigih dipromosikan dan telah dikirimkan ke sejumlah negara pemakai seperti Israel, Australia, Inggris, Jepang, dan Turki.
Yang pasti Rusia jelas tidak akan ciut nyalinya atas kehadiran F-35 karena telah memiliki jet tempur penangkal Su-57 yang jauh lebih mumpuni.
Apalagi dalam sejarah pertempurannya baik di Perang Korea maupun Perang Vietnam, jet-jet tempur Rusia umumnya lebih unggul dibandingkan jet-jet tempur buatan AS.
Agustinus Winardi