Penulis
Intisari-online.com -Militer Indonesia kembali dikuatkan dengan penambahan jet tempur unggulan milik Amerika Serikat, F-15 dan F-18.
Disebutkan dari Nikkei Asia, AS telah mengabarkan mereka akan menjual F-15 dan F-18 kepada Indonesia.
Kesepakatan ini turun setelah berbulan-bulan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, melobi-lobi pejabat AS.
Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Christopher Miller berada di Jakarta Senin dan Selasa untuk bertemu Prabowo.
Baca Juga: Pesawat Tanpa Awak Makin Ungguli Jet Tempur, Ini Daftar 10 Drone Tempur Terbaik di Tahun 2020
Selama pertemuan itu, Miller akhirnya sepakat untuk menjual dua model jet tempur kepada Indonesia.
Indonesia memang sudah lama ingin meningkatkan kualitas jet tempur yang selama ini dimiliki, yaitu F-16.
Agenda Miller utamanya sebenarnya adalah mengenai Laut China Selatan, yang sudah ada pangkalan militer China di sana.
Beberapa waktu yang lalu, AS sudah terapkan segala cara untuk meningkatkan persekutuan AS dan Indonesia, termasuk mengangkat sanksi untuk Prabowo atas pelanggaran HAM di Timor Leste.
Setelah sanksi Prabowo diangkat, Prabowo bisa kunjungi AS lagi, dan ia segera diundang oleh pejabat Pentagon.
Tentu saja, kunjungan Prabowo membuat geram China, seperti dijelaskan Rodon Pedrason, direktur umum strategi pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia.
"Mereka bertanya, 'kenapa Anda menerimanya?' yang kemudian kami jawab secara diplomatis. Kami tidak ingin baik China atau AS merasa ditinggalkan," ujar Pedrason dalam webinar Selasa lalu.
Indonesia memang menjadi sekutu kunci di sengketa Laut China Selatan.
Menjadi negara terkuat dari 10 anggota negara Asean, Indonesia juga memiliki keunggulan dari militernya.
Oleh sebab itu, kunjungan Miller ke Indonesia dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan Miller juga mengunjungi Komando Militer Indonesia Hadi Tjahjanto.
Pertemuan keduanya mendiskusikan rencana untuk meningkatkan latihan antara pasukan dua negara.
"Dia (Miller) menekankan pentingnya penempatan Departemen Pertahanan AS di hubungan bilateral dan mengamankan Laut China Selatan yang bebas dan terbuka serta wilayah Indo-Pasifik," ujar kedutaan besar AS dalam pernyataan resmi mereka.
Pedrason sendiri mengatakan terdapat beberapa kekhawatiran jika kebijakan AS mungkin akan berubah setelah administrasi Biden berpengaruh.
"Ini hanyalah masalah seberapa siap kami menyiapkan dananya," ujarnya.
Untuk saat ini, belum ada kesepakatan yang ditandatangani.
Indonesia sendiri memang terbilang getol mendorong AS untuk menjual salah satu (kalau bisa semuanya) dari jet tempur F-15, F-18 dan F-35.
Lantas, apa yang menyebabkan AS akhirnya setuju menjual 2 jenis jet tempur tersebut?
Hal ini berasal dari keuntungan lokasi Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki Zona Ekonomi Eksklusif di Laut China Selatan, Indonesia lebih dibutuhkan oleh negara Barat untuk bersekutu mengamankan Laut China Selatan.
Hal itu terbukti dari negara militer Barat lain seperti Perancis, Inggris dan Jerman serta NATO juga mendekati Indonesia belakangan ini untuk mendiskusikan Laut China Selatan.
Pedrason sendiri mengatakan Prabowo masih memiliki jadwal kunjungan ke Inggris awal tahun besok, setelah membuat lebih dari 20 kunjungan di tahun lalu guna mencari kesepakatan penjualan senjata yang bagus, termasuk ke Perancis, Rusia, Turki dan China.
Meski hanya 2 dari 3 jenis jet tempur AS yang berhasil didapatkan Indonesia untuk saat ini, mungkin hanya diperlukan 10 tahun bagi Indonesia untuk akhirnya mendapatkan jet tempur unggulan F-35 itu sendiri.
Sementara itu melihat dari sudut pandang AS sendiri, banyak agenda yang harus dilaksanakan, karena Miller rupanya masih berniat untuk mengunjungi Manila, Filipina.
Filipina juga termasuk lokasi penting di Laut China Selatan, sehingga tidak mungkin negara tersebut dilupakan AS.
Selanjutnya Miller akan bertolak menuju Hawaii, lalu menghadiri pertemuan virtual antar menteri pertahanan negara-negara Asean dan mitra dari blok tersebut.
Sementara itu, Indonesia kini bisa menikmati memiliki tidak kurang 100 jet tempur unggulan, setelah selama ini bertahan hanya dengan kurang dari 60 jet tempur saja.
"Kita akan punya 170 jet tempur di akhir kesepakatan ini, luar biasa." ujar Pedrason.
Prabowo juga belum selesai, karena masih membuka kesepakatan dengan Eropa yaitu untuk Eurofighter Typhoon.
Ia juga masih berencana membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H yang diproduksi oleh Lockheed Martin serta lebih banyak kapal selam dan kapal patroli.
Rencananya, Kementerian Pertahanan akan melatih sampai 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama 2 tahun ke depan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini