Intisari-Online.com – Diabetes menjadi penyakit tidak menular yang semakin bertambah penderitanya secara global.
Jumlah penderitanya di Indonesia saja menduduki peringkat keenam dari seluruh dunia.
Diabetes adalah salah satu penyakit yang membawa beban ekonomi yang sangat besar, karena berbagai komplikasinya.
Semakin tidak terkontrol kadar gula darah, maka semakin mahal cost (biaya) yang harus dikeluarkan untuk perawatan medis.
“Yang mahal bukan diabetesnya, tetapi juga biaya untuk komplikasinya. Misalnya penyandang diabetes memiliki hipertensi, penyakit ginjal, atau jantung maka obat untuk komplikasi itu juga harus diteruskan,” kata Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD- KEMD, Ketua Perkeni (perkumpulan endokrinologi Indonesia) dalam siaran pers.
Berdasarkan data CHEPS Universitas Indonesia, jika tidak dilakukan intervensi di pelayanan kesehatan sejak dini, penanganan diabetes di pelayanan kesehatan diestimasikan mencapai Rp 199 triliun, di mana Rp 142 triiliun untuk pembiayaan komplikasinya saja.
Komplikasi yang banyak diderita oleh pasien diabetes tipe 2 berupa mikrovaskular, seperti nefropati (penyakit ginjal), retinopati (kerusakan pembuluh darah di retina), dan makrovaskular seperti stroke dan penyakit jantung.
Belum lagi jika bicara biaya tidak langsung seperti hilangnya produktivitas kerja dan biaya transportasi bolak balik ke rumah sakit. Termasuk anggota keluarga pasien yang bisa berkurang bahkan hilang produktivitas kerja untuk menemani pasien.
Baca Juga: Yuk Konsumsi Teh Bawang Putih Setiap Pagi Berikan Khasiat Dasyat Ini, Termasuk Sembuhkan Diabetes!
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR