Advertorial
Intisari-Online.com - Rupanya, Trump sempat meminta opsi untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, sementara menanggapinya Iran tak gentar, seperti apa perbandingan kekuatan militer AS dan Iran?
Trump membuat permintaan dalam pertemuan pada hari Kamis (12/11/2020) dengan para pembantu keamanan nasionalnya.
Termasuk Wakil Presiden Mike Pence, penjabat sekretaris pertahanan barunya Christopher Miller, dan Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan, kata seorang pejabat AS pada Senin (16/11/2020).
Pejabat itu mengonfirmasi pertemuan kepada The New York Times.
Melaporkan para penasihat membujuk Trump untuk tidak melanjutkan serangan karena risiko konflik yang lebih luas.
"Dia meminta opsi," kata pejabat itu.
Tetapi Trump akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil langkah dramatis itu.
"Mereka memberinya skenario dan akhirnya memutuskan untuk tidak maju," ujar pejabat itu.
Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan lainnya mengatakan tindakan seperti itu dapat menyebabkan konflik yang lebih luas di minggu-minggu terakhir masa kepresidenannya.
Menanggapi kabar rencana penyerangan fasilitas nuklirnya, Pemerintah Iran melalui juru bicaranya, Ali Raibei, menyatakan bahwa setiap serangan AS terhadap iran akan menghadapi respon yang 'menghancurkan'.
"Setiap tindakan terhadap bangsa Iran pasti akan menghadapi tanggapan yang menghancurkan," kata juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei dalam pernyataan seperti dikutipReuters.
AS agresif sementara Iran tak gentar, bagaimana perbandingan kekuatan militer kedua negara?
Berdasarkan indexPower menurutGlobal Firepower,kekuatan militer Iran sebenarnya berada di bawah AS, yaitu di peringkat ke-14 dari 138 negara.
Sementara peringkat kekuatan militer AS tentu mudah ditebak, yaitu berada di peringkat pertama, mengokohkan posisinya dari tahun ke tahun.
Statistik Global Firepower menunjukkan bahwa AS secara konsisten terus menempati posisi teratas sebagai militer terkuat, diikuti Rusia dan China.
Bahkan, hampir di semua sektor, kekuatan militer AS unggul dibanding negara-negara lain.
Total kekuatan udara AS berada di peringkat pertama. Sedangkan kekuatan lautnya di peringkat keempat, hanya di bawah Korea Utara, China dan Rusia.
Di darat, ASmemimpin untuk kepemilikan kendaraan lapis bajanya, yaitu 39.253 unit.
Lainnya, yaitu tank berjumlah 6.289,1.465 artileri self-propelled, 2.740 artileri derek, dan 1.366 proyektor roket.
Namun, meski berada cukup jauh di bawah peringkat kekuatan militer AS, Iran mengejar di sektor lautnya.
Kekuatan laut Iran menduduki peringkat ke-6 dengan 398 total aset.
Selain itu, angkatan udara Iran diperkuat olehtotal pesawat 509, dengan 155 pesawat tempur, 23 pesawat serangan khusus, 62 angkutan, 9 misi khusus, 100 helikopter, 12 pesawat serang helos, dan 94 trainers.
Untuk kekuatan daratnya, pemilik program nuklir ini didukung2.056 tank tempur, 4.300 kendaraan lapis baja, 570 artileri self-propelled, 2.088 artileri lapangan, dan 1.935 proyektor roket.
Sementara untuk personel tentara, AS memiliki personel militer aktif sebanyak 1.400.000 dan cadangannya 860.000.
Sedangkan Iran kalah jumlah dengan523.000 tentara aktif dan 350.000 personel cadangan.
Begitu pun dalam hal anggaran pertahanan, di mana militer AS merupakan yang terkaya di dunia dengan anggaran sebesar$ 237 miliar, sedangkan Iran hanya$ 19,6 miliar.
Global Firepower menggunakanlebih dari 50 faktor individuuntuk menentukan skorPowerIndex suatu negaradengan kategori mulai dari kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.
Di atas kertas, kekuatan militer AS memang memimpin, namun dalam hal pertempuran segala kemungkinan tentu bisa terjadi.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari