Advertorial
Intisari-Online.com - Sampai saat ini, Taiwan terus menahan diri meski China tak henti menguji kesabarannya, ternyata iniperbandingan kekuatan militer China dan Taiwan.
Belakangan ini China makin intens mengirim jet tempurnya mengudara di atas langit Taiwan.
Meski Taiwan pun menyiagakan dan mengarahkan sistem anti-rudalnya setelah jet tempur China terus memasuki zona pertahanan mereka, tapi ia masih tampak bersikap lunak.
Taiwan terus mengingatkan China untuk kembali ke standar internasioal dan dan mengurangi ketegangan.
Mengutip Kompas.com (23/9/2020), Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mendesak Beijing untuk "kembali ke standar internasional yang beradab" setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan tidak ada yang disebut garis tengah di Selat Taiwan.
Dia menyebut garis tengah Selat Taiwan tidak ada karena menganggap Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China sebagaimana dilansir dari AFP.
Wu mengatakan, garis tengah tersebut telah menjadi simbol untuk mencegah konflik militer dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama bertahun-tahun.
“Komentar Kementerian Luar Negeri China setara dengan menghancurkan status quo,” kata Wu kepada wartawan.
"Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk PKC (Partai Komunis China) karena kata-kata dan perbuatannya yang berbahaya dan provokatif yang mengancam perdamaian... China harus mundur," tambah Wu melalui akun Twitter-nya.
Sementara itu, Pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, pada Sabtu (10/10/2020) memohon kepada lawannya dari China, Xi Jinping untuk mengurangi ketegangan militer dan memenuhi janjinya untuk "tidak pernah mencari hegemoni" setelah berbulan-bulan Beijing meningkatkan serangan jet tempur.
Melansir AFP pada Sabtu (10/10/2020), dalam pidatonya pada hari nasional Taiwan, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan masyarakat internasional menjadi prihatin tentang " perluasan hegemoni" China.
Ia pun 'mengih janji' Presiden China Xi Jinping saat berpidato kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang katanya memberi Taiwan harapan untuk berdaulat penuh.
"Saya juga sadar bahwa pemimpin di seberang Selat (Xi) telah secara terbuka menyatakan dalam pesan video kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa China tidak akan pernah mencari hegemoni, ekspansi, atau lingkup pengaruh... Kami berharap ini adalah permulaan perubahan sejati," ujar Tsai.
Pemerintah Taiwan masih menahan diri meski kesabarannya terus diuji, bagaimana perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan?
Berbicara mengenai kekuatan militer, meski Taiwan memiliki pasukan militernya sendiri yang memperkuat klaimnya sebagai negara berdaulat, namun jumlahnya kalah jauh jika dibandingkan dengan milik China.
Taiwan hanya memiliki personel militer aktif sebanyak 165.000, dibandingChina yang memiliki 2.183.000 personel.
Meski jumlah tentara cadangan Taiwan lebih banyak dari China, yaitu 1.657.000 dibanding 510 personel cadangan, namun secara keseluruhanjumlah tentara China tetap lebih banyak.
Jumlah keseluruhan personel militer China yaitu 2.693.000, sementara Taiwan 1.822.000 personel.
Jika dilihat dari jumlah tentara Taiwan kalah dari China, bagaimana dengan aspek lainnya?
Menurut peringkat Global Firepower 2020, militer China sendiri memimpin dengan menjadi militer paling kuat ke-3 di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat dan Rusia.
Sementara Taiwan jauh di bawahnya, yaitu berada di peringkat ke-26 dari 138 negara dalam daftar tersebut.
Jika berbicara keunggulan Taiwan, melihat data Global Firepower, jumlah personel militer cadangan merupakan satu-satunya keunggulan yang dimilikinya.
Anggaran pertahanan pun China juga jauh memimpin yaitu $ 237 miliar, dibanding Taiwan yang memiliki anggaran pertahanan terbaru $ 10,7 miliar.
Lalu, bagaimana dengan perbandingan persenjataan kedua negara yang tengah terlibat konflik ini?
Kekuatan darat
China memimpin dengan 3.500 tank tempur, 33.000 kendaraan lapis baja, 3.800 artileri self- propelled, 3.600 artileri lapangan, dan 2.650 proyektor roket.
Sementara Taiwan memiliki 1.180 tank tempur, 2.000 kendaraan lapis baja, 482 artileri self-propelled, 1.160 artileri lapangan, dan 115 proyektorroket.
Kekuatan laut
Untuk kekuatan lautnya, militer China dibekali 777 armada. Diantaranya 7 kapal induk, 74 kapal selam, 36 kapal perusak, 52 fregat, 50 korvet, 220 kapal patroli, dan 29 mine warfare.
Dibanding militer Taiwan yang hanya memiliki 117 armada. Diantaranya 4 kapal selam, 4 kapal perusak, 22 fregat, 1 korvet, 39 kapal patroli, dan 10 mine warfare.
Kekuatan udara
Di udara, China tercatat memiliki total pesawat 3.210 unit, diantaranya 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 224 angkutan, 111 pesawat misi khusus, 911 helikopter, 281 pesawat serang helos, dan 314 pesawat latihan.
Sedangkan Taiwan memiliki total pesawat hanya kurang dari seperempat milik China, yaitu sebanyak 744 unit. Diantaranya 289 pesawat tempur, 19 angkutan, 19 pesawat misi khusus, 210 helikopter, 91 pesawat serang helos, 207 pesawat latihan, dan bahkan tidak memiliki pesawat serangan khusus.
Peringkat kekuatan udara China yaitu ke-3 teratas, hanya di bawah AS dan Rusia. Sementara Taiwan di peringkat ke-14.
Meski begitu, dibanding kekuatan darat dan laut, kekuatan udara Taiwan lebih tampak mendekati China.
Untuk kekuatan lautnya, Taiwan berada di peringkat 22, sedangkan China di peringkat 2.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari