Advertorial
Intisari-online.com -Thailand sedang kacau dengan ribuan protestan turun ke jalan.
Protestan tersebut merupakan protestan yang menuntut reformasi pemerintahan.
Massa anti-pemerintahan meminta reformasi tumbuhnya monarki di negara Gajah Putih tersebut.
Sebelumnya, Maha Raja Vajiralongkorn diketahui 'bersemedi' di Jerman dalam sebuah hotel mewah bersama 20 selirnya.
Baca Juga: Sampai Punya 28 Anak, Terkuak Pria Ini Punya 120 Istri, Menikah di Tiap Tempat yang Dikunjungi
Hal itu memicu kemarahan banyak rakyatnya, yang menyebutnya melarikan diri dari kondisi negara yang sekarat.
Namun secara mengejutkan, Raja Thailand kunjungi para protestan yang tumpah ruah di jalan.
Mengutip CNN, Vajiralongkorn muncul dan membuat komentar publik pertamanya dalam demonstrasi pro demokrasi.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam wawancara dengan CNN dan Channel 4 News bertempat di Grand Palace, Bangkok, Minggu kemarin.
Saat ditanya apa yang ia akan katakan kepda para protestan, Raja Vajiralongkorn mengatakan "tidak ada komentar" sebelum menambahkan "Kami mencintai mereka semua dengan sama. Kami mencintai mereka semua dengan sama. Kami mencintai mereka semua dengan sama."
Kemudian saat ditanya apakah ada tempat bagi kompromi dengan para protestan yang menuntut dirinya turun, Vajiralongkorn mengatakan bahwa "Thailand adalah negara penuh kompromi."
Ini merupakan pertama kalinya Vajiralongkorn berbicara kepada media asing.
Terakhir kali ia melaksanakannya adalah sejak 1979 saat ia masih menjadi Putra Mahkota.
Tentu hal ini merupakan aksi yang sangat jarang untuk kerajaan.
Anggota media internasional telah diundang untuk duduk bersama di antara pendukung kerajaan untuk melihat hadirnya Raja di publik.
Biasanya hanya tim media kerajaan yang boleh meliput acara tahunan seperti ini, terutama di Grand Palace.
Ini tandanya, Vajiralongkorn mungkin meningkatkan citranya secara internasional seiring dengan tumbuhnya ancaman protestan massal terhadap posisinya.
Raja Vajiralongkorn Minggu kemarin laksanakan upacara keagamaan untuk tandai perubahan musim di Grand Palace.
Raja mengubah kostum patung Emerald Buddha untuk tandai perubahan resmi dari musim hujan menjadi musim dingin.
Patung tersebut juga merupakan patung Buddha paling penting di Thailand.
Pendukung kerajaan berpakaian warna kuning dan berkumpul di kerajaan, lalu disapa oleh Raja Vajiralongkorn, Ratu Suthida dan Putri Sirivannavari.
Sang Putri mengatakan kepada CNN jika Thailand adalah negara yang samai.
"Kami mencintai warga Thailand, apapun yang terjadi," paparnya.
Sejak Juli, protes yang dipimpin oleh mahasiswa telah terus-terusan terjadi di Thailand.
Hal tersebut menarik puluhan ribu warga meminta konstitusi baru, pergantian parlemen dan mundurnya Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.
Namun permintaan mutlak dari demonstrasi tersebut adalah reformasi monarki Thailand.
Gunanya untuk memastikan Raja bertanggung jawab terhadap konstitusi yang sedang berjalan.
Ini merupakan tantangan terbesar terhadap kelompok penguasa di Thailand selama berpuluh-puluh tahun, dengan banyak anak muda menghapus tabu tentang berbicara terbuka mengenai keluarga kerajaan di publik.
Padahal, ada denda bagi siapapun yang mengkritik Raja, Ratu atau pewaris tahta, yang bisa menyebabkan hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Namun rakyat geram karena saat Thailand sekarat karena pembatasan aktivitas ekonomi untuk mengurangi penularan Covid-19, kekayaan Raja meningkat dalam jumlah yang tidak masuk akal dan waktu yang singkat.
Vajiralongkorn telah menggunakan kekuatannya dengan memperluas unit militer yang ia tunjuk sendiri, King's Guard.
Ia juga tercatat menambah kekayaan pribadinya dan mentransfer aset kerajaan senilai miliaran dolar dari Kerajaan Thailand langsung ke dalam kendalinya.
Komentar Vajiralongkorn datang karena krisis politik di Thailand telah membuat Jerman hampir ikut campur dan timbulkan masalah diplomasi dengan Jerman.
Senin lalu, ribuan protestan Thailand berangkat ke kedutaan besar Jerman di Bangkok, meminta pemerintah Jerman untuk menginvestigasi apakah Raja telah lakukan bisnis negara selama ia di Jerman.
Dalam surat yang diberikan ke Kedutaan Besar Jerman di Thailand, protestan juga meminta pemerintah Jerman mengecek catatan pajak Raja.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini