Advertorial
Intisari-Online.com -Protes rakyat Thailand tidak kunjung selesai sejak tiga bulan lalu.
Pemicu awal munculnya tuntutan di jalanan tersebut akibat tuntutan reformasi monarki dan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Gerakan protes bertujuan untuk mengakhiri kekerasan selama satu dekade antara pendukung mantan panglima militer yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014 dan penentang pendirian negara.
Ditambah lagi, demonstran menginginkan konstitusi baru dan menyerukan pengurangan kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.
Sudah barang tentu rakyat Thailand menginginkan rajanya tersebut mundur karena kelakuannya yang suka foya-foya tanpa memedulikan kepentingan rakyat.
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas meminta Raja Thailand Maha Vajiralongkorn tidak berpolitik dari wilayah Jerman.
Maha Vajiralongkorn dikabarkan lebih sering bermukim di vila mewahnya di negara bagian Bayern, daripada di negaranya sendiri Thailand.
Pernyataan Heiko itu menanggapi pertanyaan anggota parlemen dari Partai Hjau.
Ia menegaskan bahwa Raja Thailand Maha Vajiralongkorn tidak dibenarkan menjalankan politik dari wilayah Jerman.
"Kami telah memperjelas bahwa politik tentang Thailand tidak boleh dilakukan dari tanah Jerman," kata Heiko Maas hari Rabu (7/10/2020) kepada parlemen.
"Jika ada tamu di negara kami yang menjalankan urusan negara mereka dari wilayah kami, kami akan selalu bertindak untuk menangkal itu," sambungnya, dilansir dari Deutsche Welle, Jumat (9/10/2020).
Sebelumnya, anggota parlemen dari Partai Hijau, Frithjof Schmidt melayangkan beberapa pertanyaan kepada pemerintah mengenai posisi Jerman terhadap aksi protes yang meluas di Thailand.
Negeri Gajah Putih itu dilanda unjuk rasa oleh warganya untuk menuntut reformasi dan menentang rezim militer yang didukung Kerajaan Thailand.
"Mengapa pemerintah Jerman menolerir perilaku yang sangat tidak biasa ini, dan menurut pendapat saya, ilegal jika seorang kepala negara asing melakukan politik di tanah Jerman?,” tanyanya.
Sementara itu, pihak Istana Kerajaan di Bangkok maupun pemerintah Thailand tidak menanggapi permintaan pernyataan Kemenlu Jerman tentang hal ini.
Kebanyakan tinggal di Jerman
Raja Vajiralongkorn, yang kini berusia 68 tahun, diangkat menjadi Raja Baru Thailand sejak 2016, setelah mendiang ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej mangkat.
Tetapi dia menghabiskan sebagian besar waktunya di negara bagian Bayern, tempat putranya yang berusia 15 tahun bersekolah.
Raja Vajiralongkorn disebut memiliki villa mewah di dekat Danau Starnberger, namun lebih sering menyewa hotel mewah di kawasan itu karena membawa lebih 100 pengiring.
Sementara itu, para pengunjuk rasa yang menuntut reformasi di Thailand mengeritik keluarga kerajaan, hal yang selama ini tabu untuk dilakukan di negara beribu kotakan Bangkok.
Namun para pengunjuk rasa mengeluh tentang mahalnya biaya untuk raja yang kebanyakan tinggal di Eropa.
Para pengunjuk rasa yang memperotes, Kamis (8/10/2020) mengatakan, mereka akan berkumpul lagi minggu depan untuk menekan pemerintahan militer agar mundur.
Mereka juga menyerukan reformasi monarki di Thailand.
Agus Ramadhan
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Raja Thailand Sering Tinggal di Villa Mewahnya di Bayern, Kini Dipertanyakan di Jerman dan Negaranya