Advertorial
Intisari-Online.com – Ketika merasa berat badan berlebih, Anda pun bermaksud menurunkannya agar mendapatkan berat ideal.
Alih-alih berkonsultasi dengan dokter, Anda memilih sendiri yang menurut Anda pas dengan penawaran diet yang berseliweran di media sosial.
Pilihan Anda jatuh pada diet karbohidrat.
Nah, berapa banyak kadar karbohidrat dalam menu makanan Anda sehari-hari?
Idealnya, 45-65% asupan kalori orang dewasa setiap harinya adalah karbohidrat.
Jika kekurangan karbohidrat, bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti ketosis hingga gangguan jantung.
Mengetahui bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit sangat penting karena popularitas diet karbohidrat.
Jangan sampai asal-asalan melakukan diet namun justru menyebabkan metabolisme terganggu akibat kekurangan karbohidrat.
Dampak kekurangan karbohidrat Jika asupan kalori setiap harinya sekitar 2.000, maka 900-1.300 kalori harus berupa karbohidrat.
Ini setara dengan 225-325 gram sumber karbohidrat.
Setelah mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan menggunakannya sebagai energi, disimpan dalam otot, atau terkonversi menjadi lemak.
Beberapa dampak kekurangan karbohidrat di antaranya:
1. Kekurangan energi
Mengingat karbohidrat yang masuk ke tubuh akan menjadi sumber energi, maka kekurangan karbohidrat membuat seseorang kekurangan energi.
Saat beraktivitas fisik, tubuh menggunakan glikogen sebagai sumber energi.
Namun jika asupan karbohidrat tak mencukupi, glikogen pun bisa habis.
Konsekuensinya, tubuh mulai memecah protein dalam otot sebagai sumber energi.
Jika hal ini berlangsung selama beberapa bulan, efeknya bisa berbahaya.
Utamanya bagi orang yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi.
Metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat, kurang energi, dan risiko tubuh terasa lesu.
Selain itu, penyakit kekurangan karbohidrat lainnya bisa mengakibatkan dehidrasidan nyeri otot.
2. Ketosis
Jenis diet karbohidrat yang cukup ekstrem adalah diet keto yaitu dengan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.
Bagi pelaku diet keto, asupan karbo hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan kalori harian.
Sebagian besar asupan kalori datang dari lemak dan protein.
Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut ketone.
Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai energi. Proses yang disebut ketosis ini akan terjadi 3-4 hari setelah mulai membatasi asupan karbohidrat.
Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit keto flu, dengan gejala mual, lemah, dan sakit kepala.
Dalam jangka panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hingga kadar gula darah rendah.
3. Risiko gangguan jantung
Beberapa studi menyebutkan kekurangan karbohidrat dapat meningkatkan risiko kematian seseorang.
Utamanya karena meningkatnya risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung.
Orang yang mengalami fibrilasi atrium disertai gejala tubuh lesu, sakit kepala, dan jantung berdebar atau palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal.
Kondisi ini juga membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung hingga stroke.
Baca Juga: Masih Tetap Konsumsi Karbohidrat, Tapi Berat Badan Bisa Turun, Kok Bisa? Begini Caranya!
Tanda-tanda kekurangan karbohidrat
Meski tidak menjalani diet karbo sekalipun, setiap orang berisiko mengalami defisiensi karbohidrat.
Beberapa tanda ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat adalah:
Berat badan tidak turun
Miskonsepsi yang kerap muncul adalah bahwa semakin sedikit konsumsi karbohidrat, berat badan akan turun.
Padahal, karbohidrat sangat penting untuk memastikan metabolisme berlangsung efisien.
Jika asupan karbohidrat terlalu rendah, tingkat metabolisme menjadi lebih lambat sehingga berat badan pun tidak berkurang.
Merasa lelah
Jika tubuh terasa lesu dan lelah seharian, bisa jadi indikator kekurangan karbohidrat. Ini terjadi karena ada perubahan pada kadar gula darah.
Fluktuatifnya kadar gula darah menyebabkan sakit kepala, sulit konsentrasi, dan tubuh lesu.
Ingin makanan manis
Ketika tubuh menginginkan sesuatu seperti makanan manis, artinya ada asupan yang tidak terpenuhi secara optimal.
Itulah mengapa setelah makan dalam porsi besar, masih ada keinginan mengonsumsi camilan manis karena nutrisinya tak terpenuhi secara seimbang.
Tak hanya itu, kadar gula darah fluktuatif juga bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meski baru makan 1-2 jam sebelumnya.
Ini terjadi karena tubuh mengidentifikasi kurangnya asupan karbohidrat.
Pencernaan bermasalah
Idealnya, makanan kaya karbohidrat mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan.
Itulah mengapa diet karbohidrat bisa membuat orang yang melakukannya mengalami konstipasi.
Bau mulut
Banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.
Ini terjadi karena tubuh membuat ketone, sumber energi alternatif liver dan otak yang diambil dari cadangan lemak.
Substansi ini memiliki aroma khas yang tercium dari saliva atau air liur.
Mengingat hal-hal di atas, individu yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi setiap harinya sebaiknya tidak mengikuti diet karbo yang ketat.
Jika dipaksakan melakukan diet karbohidrat, risikonya tidak memiliki cukup energi dan tubuh akan berada dalam kondisi ketosis. (Wisnubrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Berbahaya"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari