Namun hal itu hanya tinggal angan-angan belaka.
November mendatang, hampir bersamaan dengan pemilihan umum AS, nasib pengungsi Rohingya justru tidak diurusi sama sekali.
Sama sekali tidak ada partai yang ingin menang atau pemerintahan yang terpilih dan tetap berkuasa di Naypyidaw setelah voting yang setuju membawa pulang lebih dari jutaan warga Muslim Rohingya.
Padahal, saat ini mereka tidak memiliki status kewarganegaraan yang jelas, dan mereka hanya ingin dianggap sebagai warga Myanmar.
Lalu adakah mediasi dari negara lain yang bisa membantu para pengungsi itu?
Sayangnya, tekanan internasional juga sepertinya tidak banyak membantu setelah kekuatan Barat sadar kritik mereka terhadap Myanmar hanya membuat Myanmar semakin dekat dengan China.
China dan sekutunya Rusia telah berjanji untuk membela Myanmar di forum internasional dan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, mereka punya hak veto untuk upaya apapun dalam memberikan sanksi Naypyidaw.
Kini, dengan gelombang infeksi Covid-19 di sebelah barat Myanmar yaitu di wilayah Rakhine, maka perbatasan itu akan ditutup.
Baca Juga: 15 Obat Penurun Panas Alami Bisa Dibuat Sendiri, Gunakan Bawang Putih
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR