Tingkat deteksi kapal selam dulunya kurang dari 25% dalam simulasi game perang yang dilakukan oleh Angkatan Laut Korsel.
Kunci untuk lari dari deteksi adalah meminimalisasi suara yang utamanya dikeluarkan dari mesin turbin sembari bermanuver.
Namun, jika ada reaktor nuklir meskipun ukurannya kecil, tentunya mesin turbin akan lebih bising daripada mesin turbin tipe listrik diesel.
Hal itu menghapus keunggulan kapal selam yang bisa bergerak dalam diam.
Baca Juga: Tak Main-main, Bongkahan Berlian 442 Karat Seharga Rp264 Miliar Ditemukan di Afrika
Ketiga, tidak dapat dipungkiri Korsel sudah jauh ketinggalan dalam pengembangan kapal selam, sehingga menambah beberapa unit kapal selam nuklir mahal masih tidak bisa mengejar kemampuan Korut.
Selain batasan taktis itu, ada juga masalah jika mengenalkan kapal selam nuklir akan timbulkan dilema keamanan wilauyah dan merusak lingkungan keamanan Semenanjung Korea.
Saat ini, hanya 6 negara yang mengoperasikan kapal selam nuklir, yaitu 5 negara anggota Dewan Keamanan PBB: AS, Inggris, Rusia, Perancis dan China, serta India.
Kelima negara DK PBB memperbolehkan pengembangan kapal selam nuklir, sedangkan India bukan anggota kesepakatan nonproliferasi.
KOMENTAR