Advertorial
Intisari-Online.com -Adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, baru-baru ini menjadi anggota penuh politbiro Korea Utara.
Pengangkatan Kim Yo Jong tersebut menunjukkan bahwa dia terus memperkuat posisinya sebagai orang nomor dua di Korea Utara.
Bahkan, badan mata-mata Korea Selatan mengatakan bahwa Kim Jong Un mendelegasikan lebih banyak kekuasaan Kim Yo Jong, ketika negara itu mempertimbangkan ulang kebijakannya di tengah gangguan dalam pembicaraan damai dengan Korsel dan Amerika Serikat.
Menyusul pengarahan tertutup oleh Badan Intelijen Nasional kepada anggota parlemen, anggota oposisi Partai Masa Depan Bersatu Ha Tae-keung mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa agensi tersebut mengungkapkan bagaimana Kim Yo Jong, wakil direktur departemen pertama dari Komite Sentral Partai Pekerja Korea yang berkuasa, sedang ditugaskan dengan "mengarahkan urusan negara secara keseluruhan."
Melansir Newsweek, Kamis (20/8/2020), dia (Kim Yo Jong) "bertanggung jawab atas strategi untuk menghadapi Amerika Serikat, dan terutama ke Korea Selatan," tambah Ha.
Dan pada akhirnya, Kim Yo Jong akan tetap melaporkan kepada kakak laki-lakinya.
Ha mengatakan Kim Jong Un "masih dalam kekuasaan absolut" tetapi secara bertahap menjadikan Kim Yo Jong sebagai "nomor dua" yang efektif.
Sementera itu, seorang diplomat Korea Selatan berspekulasi bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengalami koma.
Chang memprediksi bahwa Kim sedang dalam keadaan koma. "Tapi hidupnya belum berakhir," katanya seperti dikutip Foxnews.
"Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo-jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," ujar dia.
Tuduhan Chang muncul hanya beberapa hari setelah agen mata-mata Korea Selatan mengatakan pemimpin Korut berusia 36 tahun itu telah mendelegasikan sebagian dari wewenangnya kepada para pembantu dekatnya, termasuk adik perempuannya.
Dalam pertemuan pribadi dengan anggota parlemen minggu lalu, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa "Kim Yo-jong, Wakil Direktur Departemen Pertama dari Komite Pusat Partai Pekerja, mengarahkan urusan negara secara keseluruhan pada delegasi tersebut.
Meskipun Kim Jong Un masih mempertahankan otoritas yang absolut.
Namun, masih ada keraguan tentang kebenaran klaim diplomat tersebut.
Juga bukan pertama kalinya ketidakhadiran Kim yang berkepanjangan dari sorotan publik telah memicu spekulasi tentang kesehatannya.
Pada bulan April, laporan beredar bahwa Kim Jong Un telah menjalani operasi jantung setelah dia tidak terlihat di depan umum selama hampir tiga minggu.
Pemerintah Korea Utara tidak pernah menjelaskan ketidakhadiran Kim, termasuk mengapa ia melewatkan peringatan yang merayakan ulang tahun ke-108 mendiang kakeknya, pendiri Korea Utara Kim Il Sung.
Ia pun menduga bahwa saudara perempuannya yakni Kim Yo Jong, siap untuk mengambil kendali atas negara tersebut.
Chang Song-min, mantan ajudan mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae-jung adalah pihak membuat klaim sensasional tersebut ke media Korea Selatan.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Bagi kekuasaan dengan adiknya, Kim Jong Un disebut sedang koma"