Associate Profesor Jian Zhang, pakar kebijakan China di UNSW Canberra mengatakan kepada ABC mengatakan penggunaan senjata non-militer menggambarkan keinginan kedua pihak guna menghindari kemungkinan situasi di perbatasan berkembang menjadi konflik militer.
Walau pejabat China tidak menjelaskan apakah ada korban di pihak mereka, editor tabloid milik pemerintah The Global Times lewat Twitter-nya mengatakan tentara mereka juga tewas dalam bentrokan tersebut.
Tak perlu pentungan dan batu pun sudah mematikan
Namun, sebenarnya bentrokan yang terjadi di Lembah Galwan pada Senin malam tersebut diyakini akan tetap bersifat mematikan meski tidak menggunakan pentungan paku atau batu.
Lembah Sungai Galwan merupakan daerah dataran tinggi dengan iklim yang keras.
Laporan-laporan media mengatakan bahwa pasukan India dan China bentrok di punggung bukit setinggi hampir 4,3 kilometer di sepanjang medan yang curam. Beberapa prajurit bahkan jatuh ke Sungai Galwan yang mengalir deras dalam suhu di bawah nol.
Pada Selasa (16/06) malam, tentara India mengkonfirmasi bahwa 17 dari mereka yang tewas "terluka parah saat bertugas di lokasi pertikaian dan terpapar pada suhu di bawah nol di dataran tinggi".
Diperkirakan beberapa tentara meninggal karena luka-luka mereka, tidak mampu bertahan dalam suhu dingin selama satu malam.
KOMENTAR