Advertorial
Intisari-Online.com -Ketegangan di perbatasan Himalaya di India antara India dan China semakin memanas.
Apalagi semenjak pertempuran selama enam jam di hari Senin lalu yang menyebabkan 20 tentara India terbunuh dalam pertempuran brutal dengan pasukan dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
India mengklaim orang-orangnya dipukul sampai mati dengan tongkat besi berpaku sebelum mayat mereka dilemparkan ke sungai yang membeku di kaki Lembah Galwan.
Karena kejadian ini, India dikabarkan mengirim lebih banyak pasuka ke perbatasan mereka yang dekat dengan China.
Dilansir dari express.co.uk pada Jumat (19/6/2020), hal ini terlihar dari gambar satelit yang menujukkan pengiriman pasukan tambahan ke Lembah Galwan.
Pasukan India berjarak sekitar 500 meter dari Garis Kontrol Aktual (LAC) perbatasan de facto dibuat di lembah setelah kekalahan India terhadap China dalam perang singkat 1962.
Sementara posisi pasukan China hanya di bawah dua mil, tetapi pasukan PLA telah mendirikan pos kecil di LAC.
Pengerahan pasukantetap terjadi meskipun ada upaya diplomatik untuk mengurangi ketegangan di wilayah yang bergejolak.
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan dia masih berencana untuk berpartisipasi dalam pertemuan virtual yang dijadwalkan sebelumnya dengan rekan-rekan dari Rusia dan China pada 23 Juni.
Jaishankar berbicara dengan diplomat senior China Wang Yi kemarin dan mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk tidak mengambil langkah apa pun untuk meningkatkan masalah.
Seorang pejabat India mengatakan perwira senior militer dari kedua belah pihak mengadakan lebih banyak pembicaraan hari ini.
Namun Jaishankar dan Wang saling menyalahkan tentara atas pertempuran berdarah Senin malam.
Sebab aksi tersebut merupakan bentrokan perbatasan paling mematikan sejak 1967 dan keduanya menyerukan pihak lain untuk saling mengendalikan pasukannya.
Kementerian luar negeri India mengatakan Jaishankar mengatakan kepada Wang, "Kebutuhan saat ini adalah pihak China untuk menilai kembali tindakannya dan mengambil tindakan korektif."
Sementara Kementerian luar negeri China mengatakan pasukannya menderita 43 korban.
Tetapi tidak merinci apakah ada di antara mereka yang tewas.
India sendiri meminta harus menghukum mereka yang bertanggung jawab atas konflik dan mengendalikan pasukan garis depannya.
Rusia, yang dekat dengan kedua negara, mengatakan pihaknya berharap India dan China akan menemukan cara yang dapat diterima bersama untuk memastikan keamanan di perbatasan.