Hasilnya mengejutkan, hanya beberapa negara termasuk Korea Selatan, Qatar, Norwegia dan Selandia Baru yang berhasil menghentikan penyebaran virus dengan gangguan ekonomi sangat kecil.
Sementara negara-negara paling maju di dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, dan tiga jajaran penting di Uni Eropa yaitu Italia, Perancis dan Spanyol justru mengalami kelumpuhan ekonomi tanpa ada harapan penyebaran virus berhenti.
Kondisi ekonomi mereka bahkan seburuk negara-negara berkembang seperti Iran dan Laos.
Melansir South China Morning Post, ilmuwan menyalahkan kegagalan ini pada terlalu fokusnya pemimpin dunia pada upaya untuk meratakan kurva dan tidak membuat sistem medis kewalahan tersebut.
Kebijakan itu menghasilkan kekacauan besar di bidang ekonomi dan kehidupan sosial tetapi tidak efektif dalam mengisolasi orang-orang dari sisa populasi dunia.
Bahkan ilmuwan mengatakan jika hal ini jauh lebih buruk daripada tidak melakukan apa-apa.
"Pilihan ini masih menimbulkan 20-60 persen hilangnya output ekonomi, tetapi hanya mendapat 30-40 persen pengurangan jumlah kasus.
"Tentunya hal ini tidak cukup untuk menghentikan penyebaran virus," ujar tim ilmuwan tersebut,
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR