Advertorial
Intisari-online.com -Banyak yang belum kita ketahui tentang Korea Utara.
Meski sering masuk ke pemberitaan, negara komunis dengan pimpinan bernama Kim Jong Un tersebut masih membuat banyak orang penasaran.
Saat ini ada desas desus jika Kim Jong Un sakit.
Kabar itu beredar setelah diktator tersebut tidak hadir saat Hari Matahari, perayaan peringatan ulang tahun mendiang Kim Il Sung.
Rupanya, Korea Utara telah menyiapkan skenario terbaik jika Kim Jong Un tidak mampu meneruskan kekuasaan.
Kekuasaan itu akan jatuh kepada sosok ini.
Dikenal dengan nama Kim Yo Jong, dia adalah adik perempuan dari Kim Jong Un.
Ya, pemimpin Korea Utara tersebut ternyata memiliki adik perempuan.
Dan apakah sosok wanita ini segarang kakaknya?
Melansir pemberitaan dari japantimes.com, anggapan tersebut bisa dibilang benar.
Pada Senin 2/3/2020 lalu Korea Utara pernah luncurkan misil roket jarak pendek yang mendarat di perairan antara Jepang dan Korea Utara.
Peluncuran dua misil tersebut diprotes warga Korea Selatan, karena peluncuran yang dilakukan Kim Jong Un tersebut sangat mendadak.
Korsel juga mencatat, militer Korea Selatan mempertahankan postur pertahanan sambil memantau dengan cermat situasi yang relevan dalam persiapan untuk kemungkinan peluncuran tambahan.
Mengutip New York Times, para pejabat Korea Selatan mengatakan peluncuran pada hari Senin tampaknya menjadi bagian dari latihan militer yang dilakukan Korea Utara pada hari Jumat.
"Tindakan semacam ini oleh Korea Utara tidak membantu upaya untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea," kata militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
"Kami sekali lagi mendesak Korea Utara untuk segera menghentikannya."
Jangan kira jika yang akan menanggapi Korea Selatan adalah Kim Jong Un, justru pernyataan Korea Selatan tersebut ditanggapi dengan ganas dan brutal oleh adik perempuannya, Kim Yo Jong.
Dalam pernyataan resmi pertamanya, pada hari Selasa 3/3/2020 Kim Yo Jong menghina Korea Selatan atas protes mereka.
Berumur 30 tahun, Kim Yo Jong rupanya berperan dalam hubungan propaganda dan sering muncul dalam acara besar yang dihadiri oleh Kim Jong Un, termasuk pertemuan dengan Donald Trump dan pemimpin regional lain.
Meski begitu, selama ini Kim Yo Jong tidak pernah ungkapkan posisinya dalam politik negaranya, dan baru setelah penghinaannya atas protes Korea Selatan baru dengan jelas terlihat status politisnya yang dengan cepat meningkat.
Kim Yo Jong mengkritik presiden Korea Selatan yang mengungkapkan kekhawatiran terkait latihan militer Korea Utara, serta desakan Korea Selatan untuk hentikan aksi yang dianggap Korea Selatan tidak berkontribusi dalam upaya mengurangi dendam militer kedua negara.
"Sejauh yang aku tahu, Korea Selatan juga lakukan latihan militer dan mereka juga lakukan hal menjijikkan seperti memberi senjata militer ultramodern," ujar wanita itu.
"Apa maksud mereka mereka perlu siapkan kesigapan militer sementara kami harus kurangi kesigapan militer kami? Pendekatan bermodel gangster seperti itu tidak dapat diharapkan dari pemikiran normal."
Kim Yo Jong juga menyebut Blue House, istana kepresidenan Korea Selatan sebagai 'anak kecil belaka' yang takut terbakar, lalu ia juga mengatakan "bagaimana bisa semua kata-kata dan aksi mereka bisa sangat bodoh secara terperinci."
Baca Juga: Rasakan Manfaat Daun Pacar Cina untuk Kesehatan, Termasuk Sakit Sendi Hingga Cegah Kanker
Namun meski begitu, Kim Yo Jong masih belum menyebut nama Presiden Korea Selatan Moon Jae In, ia hanya menyebut 'pihak selatan' untuk menyebut Korea Selatan.
Ia bahkan sudah bertemu dengan Presiden Korea Selatan beberapa kali.
"Respon Korea Selatan sangatlah disesalkan dan mengecewakan tetapi jadi menguntungkan karena tidak ditujukan langsung untuk presiden."
Pernyataan resmi Kim Yo Jong ini diisukan dalam kapasitasnya sebagai wakil direktur pertama dari Komite Pusat Partai Buruh.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota bergantian dalam kelompok berkuasa Korea Utara Politburo.
Ia juga menjadi anggota parlemen, sehingga pihak pemerintah Korea Selatan dan ahli lain mengatakan dia secara virtual adalah propaganda unggulan resmi Korea Utara.
Dengan pernyataannya ini, status dan pengaruhnya telah diperluas dari hanya sebagai 'asisten' Kim Jong Un dalam aktivitas publiknya menjadi mampu tunjukkan kegarangannya.
Ada momen penting dalam pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump dan Moon Jae In dalam perbincangan mengenai nuklir di tahun 2018 silam.
Rentetan pertemuan itu ada 3 kali pertemuan, dalam salah satu pertemuan, Kim Yo Jong berikan pena ke Kim Jong Un saat dia tandatangani buku daftar hadir.
Si adik juga membawa sarung tangan Kim Jong Un setelah Kim Jong Un menyekop tanah dalam sebuah upacara penanaman pohon, serta membawa buket bunga yang diberikan oleh Kim Jong Un.
Dia juga menjadi 'pembasmi' calon rival yang mengancam kekuasaan keluarga mereka.
Awal 2018 silam, Kim Yo Jong hadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, dan menjadi anggota keluarga penguasa Korea Utara pertama yang kunjungi Korea Selatan sejak berakhirnya Perang Korea pada 1950-1953 silam.
Saat itu ia temui Moon Jae-in dan menyampaikan undangan Kim Jong Un agar kedua presiden Korea bertemu di Pyongyang.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini