Karir Militer Soeharto Berawal Dari Tentara Belanda Hingga Dilatih Pasukan Jepang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Karir militer Soeharto berawal dari bergabung tentara Belanda hingga dididik oleh Jepang.
Karir militer Soeharto berawal dari bergabung tentara Belanda hingga dididik oleh Jepang.

Intisari-online.com - Sosok yang mundur sebagai pemimpin Indonesia tahun 1998 itu, masih melekat dalam ingatan masyarakat Indonesia.

Ia memimpin Indonesia selama 32 tahun lamanya, menjadi orang nomor 1 di Indonesia yang berangkat dari bangku militer.

Namun, sedikit cerita mengenai bagaimana Soeharto meniti karirnya di dunia militer sejak zaman Hindia Belanda.

_________________________________________________________________

Hal yang paling melekat dalam ingatan orang Indonesia jika bicara soal Soeharto adalah latar belakangnya seorang militer, otoriter, dan pemimpin terlama dalam sejarah Indonesia.

Beliau meninggal dunia pada tahun 2008, dalam usia 86 tahun meninggalkan rezim yang kita kenal dengan sebutan "Orde Baru".

Semasa memimpin Indonesia, Soeharto memberikan pengaruh besar pada negara.

Satu sisi ia menjadi sosok yang baik, namun di satu sisi ia adalah sosok yang buruk.

Soeharto memiliki asal-usul yang bisa dikatakan banyak versi, namun yang diketahui adalah ia lahit 1921.

Kemudian pada tahun 1940, ia memutuskan untuk bergabung dengan tentara kolonial Belanda.

Namun, sebelum itu ia sempat bekerja sebagai pegawai admistrasi di sebuah bank desa.

Baca Juga: Kisah Pertapaan Soeharto dan Sisi Kejawen The General Smilling

Kecelakaan sepeda merobek satu-satunya pakaian kerjanya, membuatnya mengundurkan diri dari pekerjaannya itu.

Alhasil, ia memutuskan bergabung menjadi tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL).

Kemudian, dirinya belajar mengenai kemiliteran di sekolah militer milik Belanda di Gombong dekat Yogyakarta.

Ketika Belanda didesak oleh Jerman dan Jepangpada Perang Dunia II untuk mendapatakses terhadap pasokan minyak Indonesia.

KNIL membuka untuk menerima sejumlah besar orang Jawa yang sebelumnya tidak diikutsertakan.

Setelah lulus, Soeharto ditugaskan ke Batalyon XIII di Rampal.

Pelayanannya di sana biasa-biasa saja, tetapi karena tertular malaria, ia memerlukan rawat inap saat bertugas jaga.

Hingga akhirnya Soeharto kemudian dipromosikan menjadi sersan.

Invasi pasukan Kekaisaran Jepang pada bulan Maret 1942 pada awalnya disambut baik oleh banyak orang Indonesia.

Pasalnya kehadiran Jepang dianggap sebagai langkah penting menuju kemerdekaan.

Baca Juga: Bukan Berasal Dari Keluarga Darah Biru, Soeharto Kecil Kesal Dipanggil Den Bagus

Suharto pun adalah satu dari ribuan orang Indonesia yang menjadi sukarelawan untuk pasukan keamanan terorganisir Jepang.

Dirinya pertama kali bergabung dengan kepolisian yang disponsori Jepang dengan pangkat keibuho (asisten inspektur).

Dimana ia mengaku mendapatkan pengalaman pertamanya dalam pekerjaan intelijen yang sangat penting bagi kepresidenannya.

"Masalah pidana menjadi masalah sekunder," kata Soeharto.

"yang terpenting adalah masalah politik," jelasnya.

Suharto beralih dari pekerjaan polisi ke milisi yang disponsori Jepang, Peta (Pembela Tanah Air) di mana orang Indonesia bertugas sebagai perwira.

Dalam pelatihannya untuk bertugas di pangkat shodancho (komandan peleton), yang merupakan versi lokal dari bushido Jepang.

Atau dianggap "cara pejuang", yang digunakan untuk mengindoktrinasi pasukan Indonesia.

Pelatihan ini mendorong pemikiran anti-Belanda dan pro-nasionalis, meskipun mengarah pada tujuan militeris Kekaisaran Jepang.

Perjumpaan dengan ideologi nasionalis dan militeristik diyakini sangat mempengaruhi cara berpikir Soeharto sendiri.

Baca Juga: Dari Pegawai Bank Menjadi Tentara, Jejak Hidup Soeharto Terlahir dari Pedagang di Yogyakarta

Jepang mengubah mantan NCO, termasuk Soeharto, menjadi perwira dan memberi mereka pendidikan militer lebih lanjut, termasuk pelajaran penggunaan pedang samurai.

Hal itu membuka jalan bagi Soeharto untuk meniti karir militernya, hingga memberi jalan ke tampuk kekuasaa.

Usai kemerdekaan Indonesia dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada akhir Perang Dunia II.

Membuka peluang bagi para pemimpin Nasionalis Indonesia menyebabkanSoekarno dan Mohammad Hatta segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia sepenuhnya dan dimulainya Revolusi Nasional Indonesia.

Namun, pengakuan internasional atas kedaulatan Indonesia hanya akan terjadi setelah adanya tindakan bersenjata, sebuah tugas yang dapat dilakukan oleh Soeharto.

Sejak saat itulah nama Soeharto di kemiliteran Indonesia mulai diperhitungkan oleh Indonesia.

*

Artikel Terkait