Advertorial
Intisari-Online.com - Penyanyi Glenn Fredly meninggal dunia di Rumah Sakit Setia Mitra, Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (8/4/2020).
Kabar duka berpulangnya Glenn Fredly dibenarkan oleh rekan sesama musisi, Teuku Adifitrian atau Tompi.
"Telah berpulang saudara kami, Glenn friedly, malam ini. Mohon dimaafkan semua salahnya."
"Dia yang selalu hadir menggerakkan kita semua," tulis Tompi melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Rabu malam.
Kabar meninggalnya Glenn Fredly juga dibenarkan personel grup band HIVI! Febrian Nindyo.
Diketahui bahwa Glenn Fredly meninggal dunia pada usia 44 tahun karena meningitis.
Namun tahukah Anda bahwa meningitis merupakan salah satu penyakit berbahaya yang paling rentan menyerang bayi dan anak-anak?
Ya, sdah banyak anak kecil yang menderita berbagai penyakit akibat penggunaan popok yang terlalu sering.
Ada pula yang menderita penyakit berbahaya karena jarang mengganti popok, artinya tidak menjaga kebersihan area sensitif si kecil.
Seperti yang dialami pasangan Alex Dempsey dan Gabriel Schultz dari Richmond Virginia, Amerika yang harus kehilangan bayi mereka satu-satunya dengan cara memilukan.
Melansir dari today.com, kronologi berawal dari bayi mereka yang bernama Killy Schultz mendadak demam setelah kembali dari tempat penitipan anak pada tahun 2018 silam.
Alex dan Gabriel pun langsung memberikan obat demam pada Killy dengan harapan agar panasnya turun.
Ketika sang ibu mengganti popok Killy, ia melihat ada bercak merah muda di tubuhnya yang putih.
Awalnya mereka hanya mengira bercak merah itu karena ruam popok yang biasa dialami para bayi.
Tetapi, mereka semakin cemas ketika demam Killy tak kunjung turun dan justru lebih tinggi.
Mereka langsung melarikan Killy ke rumah sakit, St. Mary Hospital di Richmond untuk mendapat pertolongan medis.
Saat itu bercak merah pada tubuh Killy justru semakin menambah hingga ke seluruh badannya dan muka.
Baca Juga: Cukup Gunakan Gelas Kaca, Ternyata Ini Cara Mendeteksi Meningitis yang Merenggut Nyawa Glenn Fredly
Bahkan bercak merah muda yang disangka ruam itu berubah warna menjadi gelap.
Tim medis pun langsung mengambil tindakan menguji sumsum tulang belakang Killy untuk mendeteksi penyakitnya.
Ternyata Killy yang disangka mengalami ruam popok dan demam biasa divonis menderita meningitis.
Beberapa jam kemudian, Killy dirawat dengan kondisi bintik-bintik gelap menyebar di seluruh tubuh.
Tekanan darah Killy mendadak rendah dan kondisinya semakin lemah serta matanya tertutup.
Dalam waktu 24 jam setelah Killy dinyatakan ada tanda-tanda terinfeksi meningitis.
Killy dikonfirmasi meninggal karena infeksi meningitis.
Kabar duka itu tentu memberi kesedihan mendalam bagi Alex dan Gabriel.
Terlebih Killy adalah anak satu-satunya Alex dan Gabriel yang sangat mereka cintai.
Perlu diketahui meningitis adalah penyakit berbahaya yang memengaruhi selaput di sekeliling otak dan sumsum tulang belakang.
Penyakit mematikan ini sangat mudah menyerang bayi, anak-anak dan remaja.
Infeksi bakteri meningitis ini yang paling berbahaya dan mengancam jiwa.
Diketahui satu dari lima belas anak yang terinfeksi meningitis akan meninggal. (*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari