Advertorial
Intisari-online.com - Sejauh ini kasus Covid-19 di dunia sudah menunjukkan angka yang mengkhawatirkan karena jumlahnya terus bertambah.
Menurut Worldometers sampai Rabu (8/4/20) jumlah kasus virus corona beranada di angka 1.438.825 pasien terkonfirmasi.
Selama hampir 4-5 bulan sejak penyakit ini muncul di Wuhan, China, jumlahnya terus berkembang dan belum terjadi penurunan.
Meskipun data menunjukkan sudah lebih dari 1 juta manusia di dunia terinfeksi virus corona, ilmuwan justu klaim angka tersebut sangat kecil dan rendah.
Menurut Daily Star Kamis (9/4/20) sebuah studi baru mengungkapkan jumlah itu baru 6% yang terdeteksi di dunia, selebihnyak banyak kasus belum terkonfirmasi.
DenganJumlah nyaris 1,5 juta orang terinfeksi baru menunjukkan 6% lantas berapa jumlah sebenarnya pasien yang terinfeksi virus corona?
Jika benar diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 2,5 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona, namun tidak terdeteksi.
Para peneliti dari Universitas Gottingen di Jerman mengatakan, sebagian besar orang yang terinfeksi mereka berada diluar radar.
Christian Bommer, dan Professor Sebastian Vollmer menggunakan perkiraan mortalitas dan waktu virus hingga kematian dari penelitian terbaru yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases.
Ini adalah upaya memverivikasi keakuratan catatan kasus resmi.
Temukan ini mengatakan bahwa hanya 6% negara-negara di dunia melaporkan temuan mereka penduduknya terinfeksi virus corona.
Pengujian yang kurang memadai dan jumlah petugas medis yang keteteran membuat kasus ini diperkirakan jumlahnya lebih besar daripada yang sudah terkonfirmasi.
Sementara itu negara seperti Italia dan Spanyol yang mencatatkan jumlah kematian besar, mengkui sebagian orang yang meninggal belum terindentifikasi dengan Covid-19.
Sebelum hasil tes keluar mereka meninggal terlebih dahulu.
Studi ini memperkirakan bahwa Jerman telah mendeteksi sekitar 15,6 % dari infeksi sedangkan Italia baru 3,5 % dan Spanyol 1,7 %.
Menurut Vollmer temuan ini bisa dijadikan pertimbangan dari pemerintah untuk berhati-hati ketika mereka menafsirkan jumlah angka dari kasus untuk tujuan perencanaan.
"Perbedaa jumlah tiap negara, didasarkan pada kualitas pengujian, berarti sebagian besar jumlah yang ditapilkan tidak informatif," jelas Bommer.
Atas temuan itu Jerman saat ini menguji sekitar 500.000 pasien setiap Minggunya denga tujuan meningkatkan jumlah tersebut.
Sedangkan Inggris melakukan pengujian 10.000 penduduknya setiap harinya untuk meningkatkan jumlah deteksi orang terinfeksi Covid-19.
Laporan ini telah dipublikasikan di situs Universitas dan belum muncul di jurnal akademik manapun.
Hal ini membuat tanggapan dari banyak pihak yang mengungkap kasus ini ternyata masih jauh dari yang kita ketahui.
Kepala petugas medis Pemerintah Inggris, Professor Chris Whitty mengatakan, Inggris memiliki banyak hal yang dipelajari, dari tanggapan Jerman soal virus corona.