Intisari-Online.com - China benar-benar mengawasi rakyatnya dengan ketat. Sosial media dikendalikan oleh negara, sehingga rakyat tak bisa bebas mengkritik pemerintahan.
Begitu ada yang mengkritik, bisa dipastikan orang itu berada dalam masalah.
Seorang miliarder China yang mengkritik penanganan epidemi virus corona oleh Presiden Xi Jinping, harus berurusan dengan hukum.
CNN melaporkan, Ren Zhiqiang, pensiunan taipan real estat dengan hubungan dekat dengan pejabat senior Tiongkok, menghadapi tuduhan melakukan pelanggaran serius terhadap peraturan hukum dan Partai Komunis. Ia tengah diselidiki pihak berwenang China.
Pernyataan itu tidak memberikan perincian lain tentang tuduhan terhadap Ren.
Terlahir sebagai elite partai yang berkuasa, pria berusia 69 tahun ini sering berbicara blak-blakan tentang politik China, jauh melebihi apa yang biasanya diizinkan di China.
Gaya Ren yang blak-blakan membuatnya mendapat julukan "The Cannon" di media sosial China.
Ren, seorang anggota lama Partai Komunis dan mantan chairman perusahaan properti milik negara, menghilang pada pertengahan Maret lalu, menurut teman-teman dia.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR