"Tidak ada yang melakukan sesuatu untuk membantu gadis-gadis ini," kata salah seorang pejabat.
Para pialang Tiongkok dan Pakistan akan menghasilkan antara 4 juta dan 10 juta Rupee (Rp750 juta sampai Rp1,9 miliar).
Sedangkan mahar yang diserahkan oleh pengantin pria pada keluarga wanita hanya 200.000 rupee (Rp39 juta).
Permintaan itu berakar pada populasi negara itu di mana ada sekitar 34 juta lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
Penyebabnya adalah preferensi anak laki-laki untuk menjadi pemimpin lebih besar, maka banyak mereka yang mengandung anak perempuan melakukan aborsi.
Meski demikian, pedagangan pengantin ini merupakan tindakan yang masuk dalam kategori pelanggaran hak asasi manusia.
Selain dari Pakistan, laporan yang dirilis bulan ini oleh Human Right Watch (HRW) mendokumentasikan perdagangan perempuan dari Myanmar, ke Tiongkok telah menyebar.
Source | : | times of india,abc news |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR