Advertorial
Intisari-Online.com -Herpes merupakan penyakit menular seksual yang dapat menular dengan mudah.
Herpes adalah nama kelompok virus herpesviridae yang dapat menginfeksi manusia.
Banyak dari kita mengenal jenis virusnya yang paling terkenal yaitu herpes simplex virus atau HSV yang dapat terjadi di daerah mulut, wajah dan kelamin (herpes genitalia).
Namun banyak dari kita belum pernah mendengar tentang herpes virus B atau lebih dikenal dengan nama B virus.
Baca Juga: Balita 'Hampir Buta' Setelah Diciuman Kerabat, Herpes Mulai Muncul dan Tubuhnya Lemas
Disebut hanya terjadi 50 kasus B virus seluruh dunia dalam kurun waktu 90 tahun, infeksi virus ini memang sangatlah jarang.
Namun dari 50 kasus tersebut, 21 dari mereka telah meninggal.
Baru-baru ini terdengar berita terjadi infeksi B virus yang dialami seorang peneliti pria di Jepang.
Dilansir dari NHK World-Japan, seorang pegawai bagian riset perusahaan farmasi telah terinfeksi dengan B virus.
Jumat 29/11/2019 pria tersebut sudah mencapai kondisi kritisnya.
Sebelumnya, pria tersebut sedang mengerjakan penelitiannya di daerah dekat dengan Kota Kagoshima, tetapi kemudian dia sakit.
Ditengarai, pria tersebut subjek penelitian pria tersebut adalah monyet Makaka.
Macaca fuscata, sering dikenal dengan nama monyet jepang, adalah salah satu monyet makaka di dunia yang hidup endemik di Jepang.
Dikabarkan oleh petugas polisi kota Kagoshima, Jepang Barat, pasien bekerja di perusahaan lokal dan terlibat pada divisi riset dan pengembangan obat-obatan.
Kini, pasien tersebut telah mengunjungi rumah sakit dengan keluhan sakit kepala dan demam.
Institut Penyakit Infeksi Nasional mengkonfirmasi awal bulan ini jika pasien positif terinfeksi oleh B virus dan saat ini dalam kondisi kritis.
Pria ini menjadi pria pertama di Jepang yang terinfeksi oleh B virus.
Dia mempelajari monyet tersebut untuk mengembangkan obat yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi B virus sangatlah jarang tetapi jika terjadi dapat menyebabkan kelumpuhan dan kerusakan otak, atau kematian jika tidak segera diobati.
Virus ini didapat dari monyet makaka jika kita digigit atau kena cakarannya.
Bisa juga karena kita berkontak dengan mulut, hidung atau mata monyet ini.
Baca Juga: Bermekaran dan Jadi Viral di Magelang, Ini 4 Fakta Bunga Tabebuya, Bunga yang Mirip Sakura di Jepang
Atau, bisa juga terinfeksi jika jaringan atau cairan dari monyet mengenai kulit manusia.
Monyet makaka umumnya terinfeksi dengan B virus, tetapi mereka tidak memiliki gejala penyakitnya.
Jika menjadi sakit itupun sakit ringan.
Tahun 1997, seorang peneliti meninggal akibat infeksi B virus setelah cairan tubuh seekor monyet mengenai matanya.
Baca Juga: Takut Dengan Prasangka dan Merasa Tertolak, Begini Sulitnya Jadi Mantan Penderita Kusta di Jepang
Hanya pernah tercatat penyebaran B virus dari satu manusia ke manusia lain.
Gejala yang biasa terjadi antara lain demam dan menggigil, sakit di otot, sakit kepala, nafas pendek, mual dan muntah, sakit perut, dan cegukan.
Saat lebih parah, virus semakin menyebar ke tubuh manusia dan menyebabkan hal-hal seperti gejala penyakit syaraf, hilangnya koordinasi otot, kerusakan otak.
Jika sudah sangat parah, B virus dapat menyebabkan kematian.
Dikutip dari dailymail, kasus sebelumnya yang terjadi di tahun 1997 dialami oleh seorang peneliti bernama Elizabeth Griffin.
Elizabeth terkena virus ini saat bekerja di Georgia.
10 hari kemudian dia dinyatakan meninggal setelah komplikasi B virus melumpuhkan tubuhnya.
Brian Lee (60), seorang penderita herpes B virus, mengatakan jika dia telah hidup dengan 'mimpi buruk' selama sepuluh tahun.
Sebagai peneliti yang bekerja di Institut Riset Biomedikal Texas, kerjanya adalah menjamin kebersihan tempat tinggal monyet makaka dan memberi mereka makan.
Setiap hari dia mengenakan baju pelindung dan kacamata untuk melindungi dirinya dari cipratan dan gigitan.
Namun di tahun 2008, air mengenai matanya saat dia menyemprot kandang monyet makaka, saat itu bagian dari baju pelindungnya juga sobek akibat plastik tajam.
Tahun lalu, dilansir oleh dailymail, Brian menunjukkan jika wajah dan tubuhnya mulai mati rasa.
Dokter pun tidak tahu kenapa hal tersebut terjadi.
Sudah menjadi standar prosedur bagi peneliti dan mereka yang menangani monyet makaka untuk menangani hewan tersebut dengan penuh rasa manusiawi.
Hal ini karena makaka lebih mudah menyebarkan virus tersebut jika dia merasa stress dan dalam kondisi lemah.