Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang wanita Oklahoma dirujuk untuk lakukan operasi caesar setelah dokter mendiagnosis wanita itu menderita kanker payudara beberapa jam sebelumnya.
Brooke Taylor, 32, dari Gore, mengatakan dia pertama kali melihat benjolan di payudaranya selama trimester kedua pada bulan Mei, tetapi dokternya mengatakan itu kemungkinan merupakan gejala kehamilannya.
Tetapi, pada saat dia hamil 38 minggu, benjolan itu semakin membesar dan dia meminta dokter kandungan untuk memeriksanya, demikian dilaporkan oleh Good Morning America.
Setelah melakukan USG dan biopsi, Taylor diberi tahu bahwa dia menderita kanker payudara dan bahwa dia harus segera melahirkan putrinya.
Baca Juga: Benarkah KB Hormonal Bisa Sebabkan Kanker Payudara? Ini Ungkapan Fakta dari Para Ahli!
Taylor sekarang menjalani kemoterapi, setelah itu dia akan menghadapi mastektomi ganda dan radiasi, dan mengatakan dia berbagi ceritanya untuk menginspirasi wanita lain yang mungkin juga berjuang melawan penyakit ini.
"Aku berjalan ke kamar di mana suamiku berada dan aku membiarkan diriku menangis," kata Taylor tentang diagnosisnya.
"Tapi aku tidak menangis lama karena dokter kandunganku menelepon dan berkata, ‘Seberapa cepat kamu bisa sampai di sini?’”
Taylor dan suaminya, Damon, bergegas ke rumah sakit, di mana dia akhirnya menjalani operasi caesar darurat.
Baca Juga: Walau Jarang, Inilah Beberapa Faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara pada Pria
Anak perempuan mereka, Elsie James, dilahirkan tanpa komplikasi dengan berat 2,75 kg pada pukul 2.04 siang, hanya enam jam setelah Taylor menerima diagnosis.
"Sungguh ajaib bahwa dia sehat dan siap untuk bergabung dengan dunia," kata Taylor.
“Kami menghabiskan sepanjang hari dengan sedikit kaget dan menikmati bayi baru kami.”
Beberapa hari kemudian, ibu baru itu mengetahui bahwa ia menderita kanker payudara duktal invasif tahap III, yang merupakan kanker yang mulai tumbuh di saluran susu sebelum menyebar.
Baca Juga: Olahraga Bisa Cegah Kanker Payudara, Bagaimana Caranya? Ini Jawaban Para Ahli!
Hasil pindaian menunjukkan dua tumor di payudara kanannya dan satu di payudara kirinya.
Menurut American Cancer Society, satu dari setiap delapan wanita Amerika akan didiagnosis menderita kanker payudara selama hidupnya.
Wanita dianggap berisiko lebih tinggi jika mereka lebih tua, memiliki riwayat keluarga kanker payudara, membawa mutasi gen BRCA atau memiliki riwayat radiasi dada.
Taylor diberitahu bahwa ia membawa gen BRCA1, yang meningkatkan risiko kanker payudara hingga 70 persen.
Pada tahun 2019, diperkirakan lebih dari 331.530 kasus kanker payudara invasif dan non-invasif akan didiagnosis pada wanita dan hampir 42.000 akan mati.
Di antara wanita, tingkat kematian akibat kanker payudara lebih tinggi daripada tingkat kanker lainnya, selain kanker paru-paru.
Kanker payudara juga terjadi pada pria tetapi tingkat kejadiannya kurang dari satu persen.
Dua minggu setelah melahirkan, Taylor menerima kemoterapi 16 putaran pertamanya, untuk diberikan selama periode 20 minggu.
Ketika selesai, ia akan menjalani mastektomi ganda, enam minggu radiasi dan rekonstruksi payudara.
Kemoterapi juga menyebabkan menopause di Taylor, yang menurutnya sulit ditangani.
Namun, Taylor telah berbagi pembaruan tentang perawatannya di Instagram dalam upaya untuk mematahkan stigma bahwa kanker payudara adalah penyakit yang hanya didapatkan oleh wanita yang lebih tua.
"Setiap hari mungkin 10 hingga 15 wanita seusiaku yang baru didiagnosis dengan kanker payudara atau telah mengalaminya," katanya.
Baca Juga: Jangan Salah Kaprah, Faktanya Kanker Payudara Juga Mengintai Pria, Kenali Faktor Risikonya
“Ini dimaksudkan agar wanita mendukung wanita lain yang telah melalui perjalanan yang sangat sulit ini, juga menghilangkan pendapat bahwa sesuatu yang dihadapi oleh ibu yang baru punya anak.”