Advertorial
Intisari-Online.com – Ada beragam cara untuk mencegah penyakit mampir ke tubuh kita, yaitu dengan mengubah pola makan dan tentu saja terus beraktivitas, juga berolahraga.
Olahraga ternyata memiliki banyak manfaat untuk mencegah penyakit.
Seperti olahraga lari yang bisa mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga jenis kanker tertentu.
Namun, seberapa banyak olahraga yang dibutuhkan hingga bisa mendapatkan manfaat kesehatan tersebut?
Dilansir laman Runner's World, menurut studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, khusus pencegahan kanker payudara, durasinya ternyata tidak sebanyak yang dipikirkan.
Hal itu dibuktikan lewat penelitian terbaru yang membandingkan efek dari aktivitas olahraga aerobik moderat (150 menit seminggu) atau tinggi (300 menit seminggu) pada biomarker kanker payudara menengah.
Biomarker atau penanda itu berupa zat dalam darah atau urin yang merupakan indikator risiko kanker payudara.
Penelitian tersebut adalah tindak lanjut dua tahunan untuk Breast Cancer and Exercise Trial in Alberta (BETA) dilakukan terhadap 400 wanita bebas kanker usia 50 hingga 74 tahun.
Baca Juga: Ini Tips untuk Para Pemula agar Tidak Kapok Olahraga Lari, Sangat Mudah Dilakukan!Baca Juga: Ini Tips untuk Para Pemula agar Tidak Kapok Olahraga Lari, Sangat Mudah Dilakukan!
Selama lima hari seminggu dalam satu tahun, para peserta dapat melakukan semua jenis aktivitas aerobik yang mereka inginkan.
Mereka yang berada dalam kelompok aerobik "sedang" latihan selama 30 menit sehari, dan mereka yang berada di kelompok "tinggi" latihan selama satu jam sehari.
Setelah satu tahun, biomarker secara keseluruhan membaik untuk kedua kelompok—tetapi tidak ada kelompok yang melihat peningkatan secara signifikan lebih besar atau lebih baik dari yang lain.
Hal ini berarti melakukan olahraga dengan durasi sedang atau tinggi masih dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Menurut Christine Friedenreich, Ph.D., direktur sains di Alberta Health Service’s Department of Cancer Epidemiology and Prevention Research, seorang wanita yang memiliki kondisi resistensi insulin tinggi, kadar lemak tubuh tinggi, atau biomarker lainnya, berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
"Dan jika kamu aktif secara fisik, hal itu mengurangi risiko terkena kanker payudara," katanya.
Penelitian sebelumnya menemukan, olahraga mengurangi resistensi insulin (suatu kondisi di mana tubuh mengalami kesulitan menyerap glukosa, yang dapat menyebabkan gula darah menumpuk di dalam darah) peradangan dan lemak tubuh.
Apakah ini berarti bahwa tidak ada manfaat durasi lari yang lebih lama atau pelatihan yang lebih lama? Jawabannya belum tentu demikian.
Baca Juga: Sudah Rajin Olahraga Lari Tapi Kok Berat Badan Tidak Turun Juga, Apa ya Penyebabnya?Baca Juga: Sudah Rajin Olahraga Lari Tapi Kok Berat Badan Tidak Turun Juga, Apa ya Penyebabnya?
Menurut Friedenreich, wanita yang melakukan 300 menit olahraga per minggu memiliki pengurangan lemak tubuh yang jauh lebih besar daripada mereka yang berolahraga lebih sedikit.
Hal itu juga sangat penting, sebab, menurut Friedenreich, kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko kanker payudara pascamenopause.
"Oleh karena itu, mengurangi lemak tubuh, yang merupakan penanda obesitas, adalah cara untuk mengurangi risiko kanker payudara setelah menopause,” katanya. (Kahfi Dirga Cahya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Olahraga Bisa Mencegah Kanker Payudara?"