EBM pun memerlukan beberapa tahapan proses, dimulai tahap percobaan pada hewan hingga praktik langsung guna melihat dampak uji coba jangka panjang.
Butuh proses panjang atau lama untuk memastikan secara benar manfaat tanaman ini terhadap pengobatan kanker manusia.
Meski begitu, Prof Dr dr Aru Sudoyo tak menampik khasiat dari tanaman ini dapat menyembuhkan kanker.
Yang perlu digarisbawahi adalah fase yang harus dilalui dan penelitian lanjut harus dilakukan.
Kepala Balai Besar Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu Akhmad Saikhu mengatakan hal yang sama, yakni perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait khasiat tanaman bajakah.
Baca Juga: Buah Lezat Berbiji dan Berduri Ini Ternyata Banyak Manfaatnya, Salah Satunya Bisa Bunuh Sel Kanker
5. TTO
Wakil Direktur Indonesia Medical Education Research Institur (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof DR Dr Budi Wiweko SpOG (K) MPH menuturkan, melanjutkan penelitian awal yang telah dilakukan oleh siswa di Palangkaraya ini memerlukan perantara karena membutuhkan upaya dan dana yang besar.
Technology Transfer Office (TTO) Indonesia Innovation for Health (Innovate) melalui IMERI dapat menjadi salah satu perantara tersebut.
Tanpa uji klinis, suatu produk tak dapat diproduksi secara massal dan disebarkan ke masyarakat umum. (Mela Arnani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Tanggapan Para Pakar atas Kontroversi Bajakah sebagai Obat Kanker"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR