Advertorial
Intisari-Online.com - Kepedulian terhadap bangsa bisa diwujudkan dengan berbagai cara.
Begitu juga dengan yang dilakukan sosok ini, yang kemudian memilih jalur pendidikan.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WITA, Senin (12/8/2019).
Bripka Ahmad Sauhi sudah berseragam rapi dan tengah memanaskan mesin motornya.
Bripka Sauhi ingin bergegas tiba di sebuah sekolah yang baru dia dirikan beberapa bulan lalu dari hasil tabungannya.
Petugas aktif di Polsek Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat ini, selain bertugas sebagai bhabinkamtibmas, Sauhi juga merupakan seorang kepala sekolah sekaligus guru yang aktif mengajar di sekolah yang ia dirikan di Mamuju Tengah.
Bripka Sauhi terpanggil untuk mendirikan sebuah sekolah dasar karena melihat banyak anak-anak putus sekolah di wilayah tugasnya.
Hal itu dinilai menjadi ancaman peradaban bangsa.
Kekhawatiran itu memanggil sang polisi untuk menyelamatkan generasi muda dengan cara mendirikan dan menampung anak-anak putus sekolah.
Meski siswanya baru belasan orang, tapi Ahmad berharap sekolahnya bisa berkontribusi mencerdaskan generasi muda di wilayahnya.
“Banyak anak-anak putus sekolah yang memprihatinkan.
Alasan itulah yang memotivasi saya untuk mendirikan sekolah ini sebagai bentuk partisipasi dalam mengatasi masalah pengangguran atau putus sekolah,” jelas Sauhi.
Sauhi sangat prihatin dengan banyaknya generasi muda putus sekolah dan tak bisa mengenyam pendidikan.
Baca Juga: Ternyata Nama 'Indonesia' Awalnya Bukan Pemberian Orang Pribumi, Inilah Kisah di Balik Nama Itu
Para generasi bangsa di wilayah kerjanya dinilai Sauhi berada dalam sebuah krisis pendidikan moral, agama yang harus bisa diatasi dengan pendidikan.
Awal didirikan, Sauhi merekrut dua guru untuk jadi tenaga pengajar.
Semula siswanya hanya empat orang saja.
Namun, siswa di sekolah itu terus bertambah hingga belasan siswa.
Sauhi tak kesulitan mendirikan sekolah.
Sepetak tanah warisan orangtuanya ia hibahkan untuk pendirian sekolah dasar yang diberi nama SD Imam Buhori.
Sekolah ini baru memiliki tiga ruang kelas. Infrastruktur bangunannya masih terbatas.
Namun, tidak menyurutkan niat para siswa untuk belajar.
Dengan hasil kerja kerasnya menabung selama bertahun-tahun, Sauhi bisa membangun sekolah itu.
Namun memang, ada juga sebagian kecil biaya untuk membangun sekolah merupakan hasil pinjaman.
Berkat nama baiknya yang sudah dikenal luas, Sauhi cukup mudah mendapat pinjaman.
Termasuk pinjaman bahan bangunan yang bisa dicicil dari sejumlah pemilik toko bangunan di Mamuju Tengah.
Dia berharap dengan pendidikan gratis yang iya berikan kepada para siswa ini dapat membantu tumbuh kembang dan perilaku mereka sehingga menjadi generasi muda yang berguna bagi bangsa.
Ia juga berharap sekolah yang baru ia dirikan ini kelak bisa menampung para siswa putus sekolah maupun anak-anak sekolah yang bermasalah secara sosial.
Sauhi ingin ke depan tak lagi ada siswa yang tak bisa mengenyam pendidikan.
Baca Juga: Kisah Mengerikan, Anak-anak Ini Tega Melakukan Pembunuhan Keji Demi Melakukan Ritual Setan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Bripka Sauhi Dirikan Sekolah dari Tabungan Pribadi, Memutus Kebodohan di Pelosok"