Advertorial
Intisari-Online.com – Tidak heran, bila sekarang ini banyak orang yang senang sekali menghitung segalanya, mulai dari asupan kalori hingga langkah kaki per harinya.
Dan satu pengukuran yang sering kali dipakai, dibahas, hingga dikritisi, namun kerap kali dihindari oleh banyak orang juga, yaitu berat badan.
Banyak orang menghindari timbangan, karena ia tidak ingin melihat skala yang menunjukkan angka berlebih.
Padahal status kesehatan kita bisa ditentukan salah satunya dari berat badan kita.
Baca Juga: Mengungkap Status Kesehatan Melalui Warna dan Aroma Urine
Tidak hanya berat badan, beberapa faktor berikut ini juga menjadi penentu dari status kesehatan kita.
Para ahli menyarankan agar kita secara rutin melakukan pemeriksaan pengukuran berikut ini:
1. Lingkar pinggang
Para dokter dan ahli nutrisi saat ini menggunakan pengukuran lingkar pinggang untuk menilai kesehatan seseorang secara umum.
Baca Juga: Mengunyah Makanan Lebih Lama Bisa Kecilkan Lingkar Pinggang
Menurut ahli gizi Malina Linkas Malkani, ukuran lingkar pinggang lebih bisa memberi tahu potensi penyakit dibanding berat badan.
Lingkar pinggang merupakan indikator untuk lemak visceral, yaitu lemak yang menyelimuti organ dalam. Makin banyak jumlah lemaknya, makin lebar ukuran pinggang.
2. Tekanan darah
Tekanan darah adalah angka yang harus kita perhatikan untuk menjaga kesehatan.
“Saat hipertensi tidak terkontrol, komplikasi yang paling berbahaya adalah aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah,” kata dokter Nesochi Okeke-Igbokwe.
Hipertensi bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Orang yang berusia 20 tahun ke atas yang tensinya normal disarankan mengukur tekanan darahnya setiap tahun atau dua tahun.
3. Kadar kolesterol
Banyak orang merasa tahu tentang kolesterol tapi tak pernah melakukan pemeriksaan darah di lab untuk mengukurnya.
Secara umum, saat seseorang berusia 20 tahun, ia harus melakukan pemeriksaan kadar kolesterol tiap lima tahun.
Jika memiliki faktor risiko yang lain (hipertensi atau gemuk), maka periksakan lebih sering.
4. Kadar gula darah
Kadar gula darah puasa akan mengukur jumlah gula darah setelah puasa 8 jam. Ini adalah salah satu cara dokter mengetes diabetes.
Baca Juga: Tips Sehat Menurunkan Kadar Gula Darah
Kadar gula darah kurang dari 100 mg/dl dianggap normal, namun jika lebih dari angka itu tergolong pre-diabetes. Orang dengan kadar gula darah di atas 125 mg/dl.
5. Durasi tidur
Tidur adalah kunci pada semua proses fisiologi, mulai dari sistem imun, membersihkan “sampah” di otak, hingga metabolisme.
Durasi tidur yang disarankan untuk orang dewasa adalah 8-9 jam setiap malam. Kurang tidur terkait dengan risiko hipertensi, diabetes, bahkan penyakit jantung.
Baca Juga: Benarkah Minum Kopi di Malam Hari Tidak Pengaruhi Kualitas Tidur? Ini Penjelasannya!
6. Bangun dari lantai tanpa bantuan tangan atau kaki
Ini adalah tantangan yang terlihat sederhana: berdiri lalu langsung duduk di lantai dengan kaki menyilang tanpa bantuan apa pun, lalu kembali berdiri masih tanpa bantuan tangan dan kaki.
Jika kamu bisa melakukannya dengan mulus, nilainya 10. Angkanya akan berkurang jika kamu curang (misalnya berpegangan pada benda lain).
“Latihan duduk berdiri” ini dikembangkan oleh dokter olahraga dari Brasil, Claudio Gil Araujo.
Tes ini merupakan salah satu metode untuk mengetahui apakah seseorang mulai kehilangan otot seiring bertambahnya usia.
7. Napas dalam
Terlalu banyak duduk, kurang berolahraga, dan merokok, bisa mengurangi kemampuan paru untuk membesar dan menggunakan oksigen secara optimal.
Salah satu cara sederhana untuk mengukur apakah paru memiliki perfoma yang baik, cobalah jalan cepat naik dua anak tangga atau berjalan sekitar 7-10 menit.
Jika kamu bisa melakukannya tanpa berhenti untuk istirahat atau ngos-ngosan, kemungkinan paru kamu dalam kondisi baik.
Jika kamu harus berhenti atau napas sesak, coba periksakan kondisi paru ke dokter. (Lusia Kus Anna)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Cara Menilai Kesehatan Sendiri Selain Berat Badan"