Warna kulit Fahri sangat cerah karena jarang keluar rumah. Ia hanya keluar rumah untuk mandi karena tak ada kamar mandi di dalam selter.
Badan fahri dibersihkan di dalam sebuah bak air yang berada tak jauh dari rumah.
Tinggi Fahri terus bertambah, tetapi tubuhnya terlihat kurus. Usia Fahri kini 9 tahun, tetapi berat badannya hanya 10 kilogram.
Setiap harinya, Fahri diberi makan bubur dan susu. Sulastri pernah memberi makan Fahri nasi, tetapi makanan jenis itu tak bisa ditelan.
Hal itu pula yang membuat Sulastri merasa sedih ketika melihat anak lain dapat makan enak, sementara anaknya hanya bisa makan bubur selama 9 tahun.
Sulastri berceletuk ingin membeli sebuah blender untuk membuatkan Fahri jus buah. Namun, keinginan itu belum tercapai karena tidak memiliki uang.
"Saya pernah coba memberi nasi, tetapi dimuntahin keluar semua. Jadi saya kasih bubur saja. Pengin bikin jus, tetapi saya enggak punya blendernya, buah-buahan, kan, ada vitaminnya, ya," ujarnya.
(Baca Juga: Inilah Rinto, Tukang Bakso Berdasi yang Berdandan 1 Jam dan Terinspirasi James Bond)
Keterbatasan biaya
Selama 9 tahun, Sulastri bergonta-ganti rumah sakit, tempat Fahri berobat.
Belasan juta rupiah telah dikeluarkan untuk pengobatan sang buah hati.
Belum lagi pekerjaan Dedek, suami Sulastri, hanya seorang sopir bajaj.
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR