Dalam sehari, Dedek membawa uang Rp 50.000. Uang itu dirasa tidak cukup. Biaya sehari-hari Fahri, seperti membeli bubur, pampers, bedak, minyak kayu putih, bisa mencapai Rp 250.000 setiap pekan.
Meski terlihat kecil bagi sebagian orang, uang tersebut terasa sangat besar bagi Sulastri dan Dedek.
Beruntung, pengobatan Fahri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditanggung BPJS Kesehatan.
Hal tersebut melegakan Sulastri dan Dedek. Seluruh pengobatan, kata Sulastri, memiliki dampak positif bagi Fahri.
Dahulu, Fahri yang sering kejang-kejang, kini sudah mulai stabil. "Bisa kejang-kejang 10-20 kali sehari, tetapi sekarang sudah tidak lagi," ujarnya.
Sulastri dan Dedek berkomitmen memberikan Fahri fasilitas dan perawatan terbaik, seperti baju baru yang juga dipakai anak-anak lainnya.
Sulastri mengatakan, Fahri selalu tersenyum ketika dipakaikan baju baru.
"Pakaian bagus, sekarang saya belikan. Mungkin dia enggak bisa ngomong, tetapi dia tersenyum waktu saya membelikan baju baru. Saya enggak mau apa-apa, cuma berharap Tuhan kasih umur panjang ke saya biar bisa terus merawat Fahri," ujar Sulastri sambil tersenyum.
(Baca Juga: Budi Hartono, Orang Terkaya Indonesia 2018 Ini Pernah Hampir Bangkrut Tapi Tidak Pernah Menyerah)
(David Oliver Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjuangan Suami Istri di Kampung Akuarium Merawat Anak Penderita Mikrosefalus"
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR