Akhirnya ia berhenti menjawab pesan dari Johnny.
Meskipun demikian, tiga minggu kemudian, ia menerima sebuah telepon dari orang asing yang mengubah segalanya.
Pria itu mengaku lewat telepon bahwa ia membuat tokoh Johnny untuk menipu dirinya.
Maria menjawab kalau dirinya sudah tahu dan ia meminta si penelepon menyebutkan identitas yang sebenarnya.
Ternyata penipu itu adalah seorang pemuda Nigeria yang berusia 24 tahun.
Pemuda tersebut mengaku telah melakukan 419 penipuan sejenis setelah ia tidak juga mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah.
Pria itu mengaku bersalah atas hubungan yang telah berlangsung beberapa bulan itu.
Karena sudah terjadi, Maria memaafkan pria itu dan malah ingin bertemu dengannya dan memutuskan untuk pergi ke Nigeria.
“Ketika aku melihatnya di bandara di Abuja, air mata memenuhi wajah pria itu dan aku tahu sepertinya aku sudah mengenal dirinya sepanjang hidupku,” kata Maria.
Selama di Nigeria, persahabatan Maria dan Johnny semakin besar dan ia mengenalkan Maria kepada teman-temannya, yang juga penipu.
Maria bertanya pada dirinya sendiri apa yang dapat ia lakukan untuk mencega situasi dimana pria baik-baik terjebak dalam penipuan ini.
Bertahun-tahun kemudian, ia punya ide untuk membantu seniman Afrika mendapatkan pengalaman dan pendanaan secara internasional.
“Johnny telah memberiku banyak hal daripada yang ia ambil. Tanpa dirinya aku tidak akan pernah tahu Afrika,” kata Maria.
Maria, yang kini berusia 69 tahun, kemudian membantu Johnny untuk tinggal di Amerika Serikat dan berkuliah di salah satu universitas di Amerika.
Ia bahkan memberikan dukungan dana hingga ia lulus kuliah.
Setelah lulus kuliah, Johnny mendapat sebuah pekerjaan di sektor perminyakan di Amerika.
Meskipun awal cara pertemuannya tidak menyenangkan, Maria dan Johnny masih tetap bersahabat dekat.
Sementara mereka tidak bisa sering bertemu, keduanya secara teratur tetap berbicara lewat telepon dan menceritakan kehidupan mereka.
“Aku menyayanginya. Ia bilang padaku berulang kali untuk memaafkan dirinya. Dan aku bilang padanya bahwa yang terpenting adalah memaafkan dirinya sendiri,” tutup Maria Gretta.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR