Advertorial

Tertipu, Wanita Ini Justru Membantu Penipunya Hingga Lulus Kuliah dan Mendapatkan Pekerjaan

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com – Penipuan lewat situs kencan yang berlanjut ke tipuan lewat telepon sering terjadi.

Seperti yang dialami oleh wanita asal Swedia yang bernama Maria Gretta.

Uniknya, setelah tahu dirinya tertipu, wanita berusia 62 tahun itu justru memutuskan untuk membantu sang penipu menyelesaikan kuliahnya.

Cerita berawal dari rasa traumatis akibat perceraian yang dialami Maria Gretta.

(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

Maria dan para penipunya.
Ia pun memutuskan untuk mengenyampingkan kehidupan romatisnya.

Setelah bercerai, seralam bertahun-tahun ia memfokuskan seluruh energinya untuk karirnya sebagai guru, pelukis dan juga penasihat seni.

Namun, teman-temannya memohon agar Maria memulai sebuah hubungan yang baru.

Walaupun Maria telah menutup diri dari pemikiran jatuh cinta lagi, teman-temannya membantu membuatkan sebuah sebuah profil kencan online

Begitu profilnya muncul, Maria mulai mendapat pesan dari beberapa pria di situs kencan itu, namun tidak pernah dipedulikannya.

“Aku menerima pesan yang mengatakan bahwa orang-orang ingin berhubungan denganku, tetapi tidak aku perhatikan,” cerita Maria, seperti dikutip dari situs LifeDaily, pekan lalu.

Hingga suatu hari Maria terdorong untuk mengecek pesan di profilnya, yang ia sendiri tidak tahu mengapa melakukanna.

(Baca juga: Kenalan Lewat Situs Kencan, Bule Belanda Ini Rela Jadi Mualaf dan Dikhitan Demi Nikahi Gadis Desa Ini)

Maria membantu seniman Afrika.
“Itu seperti sebuah dorongan tiba-tiba terjadi sebelum aku bisa hentikan. Aku mulai melihat-lihat pesan itu, dan tertarik pada salah satunya.

Pesan itu berasal dari seorang pria bernama Johnny, yang nama sesungguhnya tidak disebutkan.

Berdasarkan profilnya, Johnny adalah seorang keturunan Denmark yang besar di Carolina Selatan, Amerika Serikat.

Saat ini ia tinggal di Inggris sambil bekerja sebagai seorang insinyur sipil.

Maria pun membalas pesan dari duda berusia 58 tahun itu dan akhirnya mulai saling berbalas pesan secara teratur.

Saat itu ia merasa terperangkap dalam atmosfer yang berasal dari kata-kata Johnny.

Dalam salah satu pesannya, pria itu bercerita tentang hidupnya dan putranya bernama Nick.

(Baca juga: Tips-tips Simple Berkenalan via Situs Kencan)

Nick disebutkan sebagai seorang mahasiswa di sebuah universitas di Manchester.

Lama-lama Maria dan Johnny mulai membicarakan tentang bertemu langsung alias kencan darat.

Dari pesan secara online pun meningkat menjadi saling menelepon.

Johnny menceritakan rencananya untuk pensiun di Swedia dan berharap mereka dapat bertemu langsung.

“Aku ingin bertemu dengannya karena aku menyukainya. Ia punya gaya sendiri dan manis yang aku belum pernah tahu dari pria sebelumnya. Ia juga jujur dengan caranya yang membuat aku jadi penasaran,” kata Maria.

Akhirnya, setelah 3 bulan berhubungan secara online, mereka memutuskan untuk bertemu dalam kehidupan nyata.

Namun, sebelum semua itu terjadi, Johnny menjelaskan bahwa ia harus ke Nigeria bersama putranya, yang mendapat panggilan wawancara kerja di negara itu.

Ketika di bandara, pria itu menelepon Maria untuk terakhir kali sebelum terbang ke Nigeria.

Ia bahkan memberikan teleponnya kepada Nick, dengan demikian Maria dapat mengenalkan dirinya sendiri.

Telepon berikutnya yang diterima Maria, Johnny mengabarkan dirinya ada di sebuah rumah sakit di Lagos, Nigeria.

Menurut Johnny, tidak lama setiba di Nigeria, mereka dirampok dan Nick tertembak di bagian kepalanya.

Para perampok merampas semua uang dan surat-surat berharga mereka.

Masalahnya, pihak rumah sakit meminta pembayaran 1.000 euro atau setara Rp 16 juta untuk pengobatan Nick.

Sementara, Johnny mengaku, tidak ada cabang bank di negara tersebut.

“Sayang, aku benar-benar gembira mendengar kabar darimu dan aku masih di rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kami beruntung tidak diculik,” kata Johnny kepada Maria di telepon.

Johnny juga bilang bahwa banknya tidak ada cabangnya di Afrika, jadi akan makan waktu lama untuk mendapatkan uang dan membayar tagihan rumah sakit.

“Nick adalah satu-satunya yang aku punya dan aku tidak bisa memaafkan diriku bila terjadi sesuatu padanya. Aku bingung dan aku tidak tahu harus bagaimana di saat ini,” tambah Johnny.

Diperlukan waktu berhari-hari bagi banknya untuk mentransfer uang dari rekening Johnny di Inggris.

Jika uang itu tidak sampai pada waktunya, ia mungkin akan kehilangan putranya.

Maria jadi tidak tahan mendengar cerita Johnny yang begitu menderita dan ia memutuskan untuk membantunya.

“Aku tidak pernah lupa betapa aku terburu-buru ke kantor Western Union dan mentransfer uang sebesar 1.000 euro ke sebuah rekening di Nigeria. Yang aku pikirkan adalah mengeluarkan dua pria itu dari bahaya di Nigeria,” cerita Maria Gretta.

Ternyata, setelah ditransfer sejumlah uang, diceritakan bahwa Nick mengalami komplikasi parah dan pihak rumah sakit meminta tambahan biaya pengobatn.

Maria pun kembali mentransfer beberapa ribu dolar ke rekening di Nigeria itu.

Tetapi, saat bersamaan ia mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Ia pun menyadari dirinya telah tertipu hingga kehilangan ribuan dolar.

Akhirnya ia berhenti menjawab pesan dari Johnny.

Meskipun demikian, tiga minggu kemudian, ia menerima sebuah telepon dari orang asing yang mengubah segalanya.

Pria itu mengaku lewat telepon bahwa ia membuat tokoh Johnny untuk menipu dirinya.

Maria menjawab kalau dirinya sudah tahu dan ia meminta si penelepon menyebutkan identitas yang sebenarnya.

Ternyata penipu itu adalah seorang pemuda Nigeria yang berusia 24 tahun.

Pemuda tersebut mengaku telah melakukan 419 penipuan sejenis setelah ia tidak juga mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah.

Pria itu mengaku bersalah atas hubungan yang telah berlangsung beberapa bulan itu.

Karena sudah terjadi, Maria memaafkan pria itu dan malah ingin bertemu dengannya dan memutuskan untuk pergi ke Nigeria.

“Ketika aku melihatnya di bandara di Abuja, air mata memenuhi wajah pria itu dan aku tahu sepertinya aku sudah mengenal dirinya sepanjang hidupku,” kata Maria.

Selama di Nigeria, persahabatan Maria dan Johnny semakin besar dan ia mengenalkan Maria kepada teman-temannya, yang juga penipu.

Maria bertanya pada dirinya sendiri apa yang dapat ia lakukan untuk mencega situasi dimana pria baik-baik terjebak dalam penipuan ini.

Bertahun-tahun kemudian, ia punya ide untuk membantu seniman Afrika mendapatkan pengalaman dan pendanaan secara internasional.

“Johnny telah memberiku banyak hal daripada yang ia ambil. Tanpa dirinya aku tidak akan pernah tahu Afrika,” kata Maria.

Maria, yang kini berusia 69 tahun, kemudian membantu Johnny untuk tinggal di Amerika Serikat dan berkuliah di salah satu universitas di Amerika.

Ia bahkan memberikan dukungan dana hingga ia lulus kuliah.

Setelah lulus kuliah, Johnny mendapat sebuah pekerjaan di sektor perminyakan di Amerika.

Meskipun awal cara pertemuannya tidak menyenangkan, Maria dan Johnny masih tetap bersahabat dekat.

Sementara mereka tidak bisa sering bertemu, keduanya secara teratur tetap berbicara lewat telepon dan menceritakan kehidupan mereka.

“Aku menyayanginya. Ia bilang padaku berulang kali untuk memaafkan dirinya. Dan aku bilang padanya bahwa yang terpenting adalah memaafkan dirinya sendiri,” tutup Maria Gretta.

Artikel Terkait