Itulah awal perkenalannya dengan kedua tokoh pergerakan kemerdekaan negara kita.
Bung Hatta saat itu masih bujangan berusia sekitar 34 tahun, sedangkan Sjahrir 27 tahun.
Waktu itu sudah 2 tahun mereka berstatus tahanan dan memang mereka dipindahkan dari Boven Digul.
Setelah seminggu menginap di rumah Cipto yang terletak di tepi pantai, mereka pindah ke rumah sendiri.
Kebetulan rumah itu tak hanya berdekatan dengan penjara dan rumah controleur, tapi juga cuma beberapa ratus meter dari sekolah.
Tutur Des Alwi, "Ketika masa masuk sekolah tiba, saya lihat kedua tuan sudah tinggal di rumah yang keren di dekat sekolah saya. Maka saya mampir untuk bicara-bicara. Kemudian saya perkenalkan mereka dengan tokoh-tokoh setempat dan keluarga saya di Banda."
Itu pula asal-muasalnya Des Alwi sampai menjadi anak angkat Sutan Sjahrir. Di media massa pria ini sering dikaitkan dengan dunia film dokumenter.
"Di dunia hanya 6 atau 7 perusahaan perfilman bawah air (termasuk perusahaannya)," katanya.
Empat buah citra, penghargaan Festival Film Asia dan Wild life Award telah dikantunginya. Selama 21 tahun telah 70 buah judul film dokumenter dihasilkannya.
la juga disebut-sebut dalam perujukan Rl dan Malaysia, anggota atau ketua dari pelbagai yayasan, di antaranya Yayasan 10 November yang Agustus lalu menyumbangkan kumpulan film dokumenter tentang perjuangan bangsa Indonesia kepada Wapres Try Sutrisno.
la pun berhasil menelurkan sebuah film tentang Bung Hatta. "Sebagai bentuk terima kasih kepada guru saya,” katanya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR