Nyaris benar, karena hanya setengah jam kemudian bom-bom Jepang mulai berjatuhan di Banda Neira. Demikianlah, kedua tokoh ini diangkut ke Sukabumi. Bagaimana nasib Des?
"Ada dua peti besar buku-buku Pak Hatta yang tidak bisa terangkut. Ibu saya juga keberatan saya ikut terbang. Maka kemudian diputuskan, saya akan ikut kapal, sekalian menjaga buku Pak Hatta. Namun kapal tak kunjung datang. Akhimya saya menumpang kapal layar ke Seram. Namun astaga, di sana saya menyaksikan Jepang mendarat! Untung kami tidak dibunuh di laut."
Singkat cerita, Des yang baru berusia 14 tahun itu tiba juga di Ambon. Di sana ia mendengar ada kapal Jepang yang akan ke Surabaya.
Dengan berbekal kenekatan, ia memberanikan diri menghadap komandan marinir Jepang yang menguasai seluruh Ambon.
Sang komandan yang sedang minum teh, membaca nama "Hatta" di surat jalan yang ditunjukkan Des. Dikiranya itu nama Jepang. Izin pun keluar.
Keberuntungan Des mengikutinya sampai di Surabaya. Uang saku sebesar Rp1,- tinggal tersisa setali. Sedang ia kebingungan, lewat seorang anak Banda yang besar di Surabaya.
"Hei, kamu di sini! Saya tahu di mana bibi kamu tinggal!" katanya. Dengan kereta api ia diantarkan ke rumah bibinya. Apa mau dikata, ia langsung "disemprot" sang bibi, "Apa kamu lari dari rumah? Ini zaman perang!"
Ketika tak lama kemudian Belanda bertekuk lutut, Hatta dan Sjahrir dibebaskan.
Willard A. Hanna, dalam Indonesian Banda menyebutkan, sementara Hatta memilih jalan perjuangan kooperatif, Sjahrir masuk ke gerakan bawah tanah, bersama rekan dan anak-anak asuhannya.
Saat itu Des sudah bergabung dengan saudara-saudaranya. Tahun 1943 Des mulai masuk sekolah teknik IVEVO (Instituut voor Electrotechnische Vak Opleiding).
Namun setahun kemudian ia pindah ke sekolah radio di Surabaya. Tamat dari sana ia membantu di Radio Jakarta Hosyokyoku.
Ia memang "ditanam" di sana untuk mencari berita dari dunia luar lewat radio yang tidak disegel. Berita tentang proklamasi sempat ia coba siarkan, tapi gagal.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR