Find Us On Social Media :

Mengenal Lebih Dalam Gangguan Bipolar yang Diidap Carrie Fisher

By Ade Sulaeman, Rabu, 28 Desember 2016 | 11:23 WIB

Carrie Fisher

Pada suami-istri bisa timbul perceraian. Juga kecenderungan merusak finansial karena suka berbelanja secara berlebihan sampai utangnya bertumpuk. Adakalanya penderitaannya diperparah dengan kebiasaan mengonsumsi alcohol atau narkoba.

Penderita baru dianggap merugikan masyarakat di kala pemikiran- pemikirannya punya kecenderungan negatif. Barangkali beberapa pemimpin perang seperti Hitler, Stalin, atau Napoleon masuk kategori ini.

Bagaimana Penanganan yang Tepat untuk Pasien Bipolar Disorder?

Mungkin kita masih ingat kasus Lia Aminudin yang mengaku sebagai malaikat di Jakarta beberapa waktu lalu. Hal ini menarik perhatian Dr. Yul, walau ia belum berani memberi vonis bahwa Lia mengidap bipolar, namun melihat dari gejalanya sepertinya Lia termasuk dalam kaetegori grandiosity, karena mengaku sebagai malaikat Jibril.

(Libido Tiba-Tiba Melonjak pada Penderita Gangguan Bipolar. Bagaimana Mengatasinya?)

Lantas, bagaimana penanganan yang tepat untuk pasien bipolar? kepada penderita bipolar, psikiater biasanya meresepkan obat mood stabilizer, seperti lithium atau valpvoate. Kerja kedua obat ini memperbaiki permeabilitas membran otak. Sedangkan valproate, yang aslinya obat anti kejang, bekerja pada sistem glutamic acid.

Pengobatan biasanya berlangsung lima tahun dan akan sulit dilakukan tanpa dukungan keluarga. Apalagi penderita selalu merasa dirinya baik-baik saja. Obat-obatan mood stabilizer juga menyebabkan kantuk sehingga penderita merasa tidak nyaman, lemas, dan kurang produktif.

Selain mengonsumsi obat, kesembuhannya juga bisa dibantu dengan terapi seperti meditasi, relaksasi, olah napas, atau terapi tertawa. Namun, dr. Yul mengingatkan, kesembuhan tidak bisa didapat melalui terapi non-farmakologis saja. "Tetap harus minum obat!" tegasnya.

Masalahnya, penyakit bipolar ternyata bisa mengecoh. Pada kurun waktu tertentu, gejalanya akan hilang sama sekali dan penderita tampak oke-oke saja. Berbeda dengan schizofrenia, karena kondisi penderita akan terus memburuk. Pada tahap membaik inilah biasanya obat-obatan berhenti dikonsumsi.

(T. Tjahjo Widyasmoro)

--

Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2006 dengan judul asli “Aku Ini Penguasa Dunia”.