Intisari-Online.com – Penderita gangguan bipolar sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Biasanya ada riwayat serupa di dalam keluarga, bisa pada orangtua, saudara kandung, atau kerabat dekat seperti paman, bibi, dan sepupu.Muncul pertama kali antara usia 15-24 tahun, namun diagnosa sering tertunda 5-10 tahun. Meski pada saat umur anak-anak pun dapat dideteksi, namun hati-hati karena perilaku anak-anak terutama pada masa balita masih belum terkontrol dengan mood yang naik atau turun dengan cepat.
Bipolarbisa dilihat sebagaimood yang berubah dengan sangat drastis.Tingkat kekambuhannya bisa mencapai lebih dari 90 persen. Ini bisa terjadi pada pria atau wanita. Termasuk pada wanita hamil, yang terkadang kekambuhannya terjadi pada masa-masa kehamilannya atau setelah melahirkan.
Diharapkan pada wanita penderita bipolar yang ingin hamil, untuk merencanakan kehamilannya empat hingga enam bulan sebelum kehamilan berlangsung. Karena obat-obatan penstabil mood (mood stabilizer) berbahaya pada janin kehamilan trimester pertama dan kedua. Pada trimester saatnya terjadi pembentukan organ tubuh janin.
“Dokter akan memberikan vitamin pendukung kehamilan, dan untuk sementara obat-obat antidepresan dihilangkan,” jelas dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), dari FKUI-RSCM.
Selalu konsultasikan dengan dokter bila Ibu hamil terlihat mood-nya mulai ada kecenderungan naik-turun. Yang pasti, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dan tidak membahayakan janin.
Untuk itulah kepatuhan terhadap pengobatan dan dukungan lingkungan terutama keluarga, sejak awal sangat menentukan kualitas penyandang bipolar. Meski tidak dapat sembuh benar, tetapi dapat diminimalkan kekambuhannya. (*)