Intisari-Online.com - Perubahan suasana hati adalah hal yang wajar. Tetapi pada mereka yang menderita gangguan bipolar, perubahan mood ini terjadi secara ekstrim. Perubahan mood belum tentu pertanda bipolar. Dokter spesialis kejiwaan dari Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Nurmiati Amir mengatakan, perubahan mood saja belum tentu menandakan adanya gangguan bipolar. Untuk membuat diagnosis yang tepat, dibutuhkan teknik wawancara yang tepat."Dengan teknik wawancara yang tepat, diagnosis dapat ditegakkan. Namun wawancara tersebut hanya dapat dilakukan oleh psikiater (dokter spesialis kejiwaan)," ujar Nurmiati dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/8/2014).
(Baca juga:Penderita Bipolar Cenderung Cerdas)Selain wawancara mendalam dengan pasien, terkadang diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai tambahan, misalnya tes laboratorium. Tapi sebagian besar psikiater sudah dapat membuat diagnosis yang tepat lewat wawancara.Di sisi lain, pemeriksaan seperti psikotes tidak harus dilakukan untuk mendiagnosis adanya gangguan bipolar. Pasalnya tes tersebut bukan bertujuan untuk membantu mendiagnosis gangguan jiwa, tetapi untuk mengetahui kepribadian. Perubahan mood belum tentu pertanda bipolar. Nurmiati menjelaskan, gangguan jiwa diklasifikasikan menjadi lima aksis. Aksis satu yaitu gangguan jiwa. Aksis dua yaitu gangguan kepribadian. Aksis tiga yaitu fisik. Aksis empat yaitu stresor. Dan aksis lima yaitu kemampuan."Untuk aksis dua ini memang benar kita perlu melakukan tes-tes untuk mengetahui kepribadian, namun untuk aksis satu, wawancara yang cermat saja sudah bisa," tuturnya.Perubahan mood belum tentu pertanda bipolar. Ada juga perubahan mood juga dapat dipicu oleh stres akut yang terjadi cepat namun segera bisa diatasi.
(Baca juga: Orang Kreatif Terkena Risiko Bipolar)Gangguan bipolar merupakan gangguan otak yang bermanifestasi pada perubahan mood yang dramatis, dari mood yang sangat bahagia atau dikenal dengan mania, menjadi mood yang sangat sedih atau depresi. Perubahan ini berlangsung sangat cepat.Fluktuasi mood ini terjadi karena perubahan cepat dari kadar zat-zat kimia tertentu di otak, salah satunya dopamin. Tapi jangan salah kaprah, perubahan mood belum tentu pertanda bipolar. (Kompas)