Intisari-Online.com – Meski bipolar sering dinilai sebagai ‘penyakit’, namun penderita bipolar mengalami kelebihan yang tidak kita duga. Sebut saja orang terkenal seperti artis Sinead O’Connor, aktor Jim Carrey, novelis Sydney Sheldon, pelukis Vincent van Gogh, penulis Ernest Hemingway, musisi Elton John, komposer Ludwig van Beethoven, hingga mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin, dan masih banyak lagi.
“Penderita bipolar memiliki episode yang disebut hipomanik. Saat inilah mereka punya kecenderungan lebih pintar,” jelas psikiater dr. Nurmiati Amir Sp.KJ (K). Bisa jadi, Ludwig van Beethoven menghasilkan karya-karyanya pada saat mengalami episode ini.
Episode hipomanik, merupakan rangkaian episode pada gangguan bipolar seperti halnya manik dan depresif. Rangkaian ini merupakan gangguan mood yang menjadi ciri khas penderita bipolar. Terjadi bergantian setiap harinya dengan durasi yang berbeda pada setiap penderita.
Saat hipomanik, terkadang kreativitas penderita bipolar luar biasa, bahkan terlihat berlebihan bila dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Namun, idenya masih bisa diwujudkan dan realistis meski di luar kebiasaan. Beda halnya saat episode manik, ide yang muncul terkadang tidak realistis dan berlebihan. Saat episode ini bahkan membuat penderitanya merasa bangga diri.
Hipomanik merupakan episode yang dialami oleh penderita bipolar tipe 2. Gangguan ini umumnya muncul pada usia 15 – 24 tahun. Sayangnya, orangtua dan lingkungannya kerap bangga karena si penderita dianggap lebih pintar daripada yang lain. Padahal, ketika sedang tidak berada dalam episode hipomanik, ia biasa saja.
Diagnosa lebih dini memudahkan deteksi bipolar, dibandingkan pada usia tua yang kerap rancu dengan penyakit gangguan kejiwaan lain seperti skizofrenia atau depresi unipolar. Ini karena gangguan bipolar tidak mempengaruhi kemampuan kognitif sehingga si penderita masih bisa berprestasi. Tentu saja kondisi ini berbeda dengan gangguan skizofrenia, yang mengalami penurunan kemampuan kognitif.
Penanganan sedini mungkin pada penderita bipolar dapat mencegah kekambuhan kerap terjadi. Tentunya agar penderita bisa lebih nyaman dan menjaga kualitas hidupnya. Pengobatan ini harus didukung lingkungan dan keluarga, yang menyediakan suasana kondusif bagi kesembuhan penderita. (*)