Intisari-Online.com – Artis, musisi, pujangga, sampai seniman selalu dihubung-hubungkan dengan pikiran kreatif. Mereka juga menandakan relasi unik antara kreativitas dengan penyakit bipolar disorder.
Bipolar disorder adalah gangguan mental dimana penderitanya tidak bisa mempunyai kondisi mental yang stabil. Mereka bisa dengan cepat marah, dan sebaliknya, bisa senang dengan cepat.
Profesor Steven Jones dan Dr Alyson Dodd dari Lancaster University, juga Dr June Gruber dari Yale University, telah menunjukan penemuan bahwa manusia yang berisiko tinggi terkena bipolar disorder adalah mereka yang memiliki banyak inspirasi dibanding mereka yang berisiko rendah.
Jones mengatakan, “tipe inspirasi yang berhubungan dengan risiko bipolar disorder adalah pikiran kuat untuk bisa sukses.”
“Mengerti tentang inspirasi itu penting, karena hal itu merupakan aspek dari kreativitas yang sangat berhubungan dengan masalah kelainan mental, dalam hal ini bipolar disorder. Manusia dengan bipolar disorder memiliki daya kreativitas yang tinggi, tetapi penyakit bipolar disorder itu sendiri bisa membahayakan daya kreativitas mereka.”
Dalam penelitiannya, 835 mahasiswa diminta untuk mengisi kuisioner. Kuisioner tersebut mengukur tingkat risiko bipolar mereka, melalui aspek-aspek pengukuran seperti emosi, tingkah laku, dan energi yang dimanakan dengan Hypomanic Personality Scale (HPS).
Mahasiswa yang mendapatkan nilai tinggi dari kuisioner bipolar juga mendapatkan nilai tinggi dalam kuisioner kreatif. Pola ini konsisten, tetapi efek ini masih bersifat relatif. Meskipun inspirasi dan bipolar disorder berhubungan, penelitian lebih lanjut patut dilakukan. (sciencedaily.com)