Find Us On Social Media :

Bak Seolah Bocorkan Situasi Asli di Ukraina, Tentara Rusia Terciduk Panik Seolah sedang Berperang Ketika tengah Siaran dengan Wartawan

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 21 Februari 2022 | 16:02 WIB

Clarissa Ward tiba-tiba mengakhiri siaran langsung siaran TV dari Ukraina timur.

Intisari-Online.com - Clarissa Ward, seorang kepala koresponden internasional CNN mendadak mengakhiri siaran langsungnya dari Ukraina Timur.

Dalam momen dramatis yang terekam dalam siaran langsung TV dari Ukraina ini, para pengawal militer Ukraina terdengar menyuruh Ward untuk segera mengakhiri siarannya. 

Di belakangnya terdengar tembakan intens dari pasukan yang didukung Rusia.

Selama siaran, Ward mengatakan: "Waktu kami di sini terbatas."

"Saat kami menyelesaikan syuting langsung, para penjaga Ukraina menjadi gugup."

Seorang pejabat militer terdengar berkata: "Bisakah Anda mendengar suaranya? Ayo pergi."

Ward menanggapi sebelum mengakhiri siarannya: "Ya, saya mendengarnya. Maaf, John, ada tembakan. Ayo pindah..."

Para pengawal militer Ukraina terdengar mendesaknya untuk pergi sekarang, dengan mengatakan: "Ayo pergi, ayo pergi."

Baca Juga: Bak Tuang Garam ke Laut, Bantuan Militer China Terlalu Mubazir Jika 'Hanya' Lawan Ukraina, Rusia Justru Butuh Ini untuk Bikin AS-NATO Kelojotan

 Baca Juga: Bak Tuang Garam ke Laut, Bantuan Militer China Terlalu Mubazir Jika 'Hanya' Lawan Ukraina, Rusia Justru Butuh Ini untuk Bikin AS-NATO Kelojotan

Ward memberi tahu kepada kamera: "Mereka memberi tahu kami bahwa kami harus pergi sekarang."

"Ada tembakan artileri yang stabil yang dapat kami dengar di kejauhan."

Ini terjadi ketika dua tentara Ukraina tewas pada hari Sabtu, hari ketiga bentrokan antara militer Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia.

Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan pihaknya juga mencatat 122 pelanggaran oleh pasukan Rusia.

Hal itu termasuk penggunaan senjata terlarang yang sudah dilarang melalui perjanjian Minsk.

Ukraina Timur, termasuk wilayah Donetsk dan Luhansk yang separatis, telah menjadi pusat permusuhan dalam beberapa hari terakhir.

Kedua wilayah tersebut secara luas dilihat sebagai negara proksi Rusia di dalam Ukraina.

Pemberontak di dua republik yang memisahkan diri telah memerintahkan mobilisasi semua pria siap perang dan mendesak warga sipil lainnya untuk mengungsi ke Rusia.

Baca Juga: Sibuk Koar-koar Soal Ukraina, AS Tak Sadar Karibnya Baru Saja Dipermalukan Tepat di Depan Muka, Senjata Canggihnya 'Dikerjai' Benda Mungil Milik Musuh Bebuyutan

 Baca Juga: Pantesan Sibuk Gembar-gemborkan Rusia Akan Serang Ukraina Kapan Saja, Amerika Serikat dan Rusia Kongkalikong Hendak Hancurkan Ukraina dan Dapat Keuntungan Besar Ini

Sebelumnya, Boris Johnson mengatakan kepada wartawan BBC Sophie Haworth bahwa intelijen Inggris terbaru menunjukkan bahwa Rusia sedang merencanakan "perang terbesar di Eropa sejak 1945".

Perkiraan terbaru oleh pemerintah AS menunjukkan bahwa antara 169.000 dan 190.000 tentara Rusia sekarang ditempatkan di sepanjang perbatasan Ukraina, baik di Rusia dan tetangga Belarusia.

Johnson mengatakan Rusia bermaksud untuk meluncurkan invasi yang akan mengepung ibukota Ukraina, Kiev.

Menurut The Sunday Times, kepala intelijen Inggris mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengeluarkan perintah "maju" untuk menguasai Ukraina.

Baca Juga: Membentang 8.000 Km Jauhnya dari Ukraina, Siapa Sangka Negara Ini Malah Jadi yang Paling Ketar-ketir Jika Sampai Rusia Menang Perang, Kudu Siap Dicaplok Raksasa

Baca Juga: Suasana Rusia-Ukraina Makin Mencekam, Rusia Lakukan Latihan Nuklir yang Diawasi Presiden Vladimir Putin, Siap Serang Ukraina?

(*)