Penulis
Intisari-Online.com -Clarissa Ward, seorang kepalakoresponden internasional CNN mendadak mengakhiri siaran langsungnya dari Ukraina Timur.
Dalam momen dramatis yang terekam dalam siaran langsung TV dari Ukraina ini, para pengawal militer Ukraina terdengar menyuruh Ward untuk segera mengakhiri siarannya.
Di belakangnya terdengar tembakan intens dari pasukan yang didukung Rusia.
Selama siaran,Ward mengatakan: "Waktu kami di sini terbatas."
"Saat kami menyelesaikan syuting langsung, para penjaga Ukraina menjadi gugup."
Seorang pejabat militer terdengar berkata: "Bisakah Anda mendengar suaranya? Ayo pergi."
Ward menanggapi sebelum mengakhiri siarannya: "Ya, saya mendengarnya. Maaf, John, ada tembakan. Ayo pindah..."
Para pengawal militer Ukraina terdengar mendesaknya untuk pergi sekarang, dengan mengatakan: "Ayo pergi, ayo pergi."
Ward memberi tahu kepada kamera:"Mereka memberi tahu kami bahwa kami harus pergi sekarang."
"Adatembakan artileri yang stabil yang dapat kami dengar di kejauhan."
Ini terjadi ketika dua tentara Ukraina tewas pada hari Sabtu, hari ketiga bentrokan antara militer Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia.
Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan pihaknya juga mencatat 122 pelanggaran oleh pasukan Rusia.
Hal itu termasuk penggunaan senjata terlarang yang sudah dilarang melalui perjanjian Minsk.
Ukraina Timur, termasuk wilayah Donetsk dan Luhansk yang separatis, telah menjadi pusat permusuhan dalam beberapa hari terakhir.
Kedua wilayah tersebut secara luas dilihat sebagai negara proksi Rusia di dalam Ukraina.
Pemberontak di dua republik yang memisahkan diri telah memerintahkan mobilisasi semua pria siap perang danmendesak warga sipil lainnya untuk mengungsi ke Rusia.
Sebelumnya,Boris Johnson mengatakan kepada wartawan BBC Sophie Haworth bahwa intelijen Inggris terbaru menunjukkan bahwa Rusia sedang merencanakan "perang terbesar di Eropa sejak 1945".
Perkiraan terbaru oleh pemerintah AS menunjukkan bahwa antara 169.000 dan 190.000 tentara Rusia sekarang ditempatkan di sepanjang perbatasan Ukraina, baik di Rusia dan tetangga Belarusia.
Johnson mengatakan Rusia bermaksud untuk meluncurkan invasi yang akan mengepung ibukota Ukraina, Kiev.
Menurut The Sunday Times, kepala intelijen Inggris mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengeluarkan perintah "maju" untuk menguasai Ukraina.
(*)