Find Us On Social Media :

Pantesan Sibuk Gembar-gemborkan Rusia Akan Serang Ukraina Kapan Saja, Amerika Serikat dan Rusia Kongkalikong Hendak Hancurkan Ukraina dan Dapat Keuntungan Besar Ini

By May N, Minggu, 20 Februari 2022 | 17:27 WIB

Tank Rusia memasuki Ukraina

Intisari - Online.com - Situasi di Ukraina berlanjut menjadi sangat tegang dan berevolusi.

Konflik Donbas yang muncul di tahun 2014 terancam akan meningkat, sementara media Barat, politikus dan analis berspekulasi mengenai tanggal pas kapan Rusia akan menyerang negara tetangganya.

Pihak yang mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang Ukraina pada 16 Februari kini bersikeras Moskow berencana meluncurkan serangan ke negara Eropa Timur pada 20 Februari.

Saat yang sama, beberapa organisasi intelijen Barat mempublikasi peta yang menunjukkan rute invasi Rusia ke Ukraina yang "bisa tertunda".

Dari pandangan militer murni, memprediksi tanggal serangan Rusia ke republik bekas jajahan Soviet" tidak masuk akal.

Melansir Asia Times, secara politik pengumuman itu bertujuan untuk menyiapkan opini publik Barat untuk provokasi yang dapat memimpin pada sebuah konflik skala besar, dan juga untuk menjatuhkan Rusia untuk tuduhan tidak mengikuti jalan diplomasi.

Kenyataannya, Kremlin menunggu 40 tempat untuk Amerika Serikat (AS) merespon permintaan keamanan Moskow yang akan mengakhiri ekspansi NATO ke timur.

Setelah AS akhirnya menyerahkan responnya ke Kementerian Luar Negeri Rusia, Kremlin melanjutkan melaksanakan pembicaraan dengan pejabat Barat, walaupun pejabat Rusia sebelumnya menuduh mitra Eropa dan AS berupaya menarik Rusia ke dalam proses negosiasi tanpa akhir.

Baca Juga: Membentang 8.000 Km Jauhnya dari Ukraina, Siapa Sangka Negara Ini Malah Jadi yang Paling Ketar-ketir Jika Sampai Rusia Menang Perang, Kudu Siap Dicaplok Raksasa

Baca Juga: Suasana Rusia-Ukraina Makin Mencekam, Rusia Lakukan Latihan Nuklir yang Diawasi Presiden Vladimir Putin, Siap Serang Ukraina?

Pada 16 Februari, Rusia merilis respon tertulis dalam 2300 kata terhadap respon AS atas ultimatum Moskow.

Menurut dokumen tersebut, pihak AS tidak memberikan respon konstruktif atas elemen dasar dari draft perjanjian dalam jaminan keamanan, dan Rusia akan dipaksa merespon, termasuk melalui tindakan teknis militer.