Find Us On Social Media :

Menikah Saat Masih Muda dan Naik Takhta Ketika Sudah Tua, Inilah Merneptah, Putra Ramses II, yang Diperkirakan Mengalami Penyakit Ini Sebelum Meninggal

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 8 Januari 2022 | 08:10 WIB

Merneptah, firaun Mesir dari Dinasti Kesembilan Belas, putra Ramses II, naik takhta ketika umurnya enam puluh tahun.

Intisari-Online.comMerneptah merupakan firaun keempat dari Dinasti Kesembilan Belas Mesir Kuno.

Pemerintahannya selama sekitar sepuluh tahun, antara 1213 SM dan 1203 SM.

Nama lahirnya berarti ‘Dicintai oleh Ptah, sukacita adalah kebenaran’, sedangkan nama firaunnya berarti berarti ‘Jiwa Ra, sayang para dewa’.

Merneptah adalah putra ketiga belas Ramses II, dan putra keempat dari istri keduanya Isis-Nefert (Isetnofret).

Rupanya putra Ramses II ini sudah ditakdirkan untuk suksesi karena kematian kakak laki-lakinya.

Dia menikah dari masa mudanya dengan Isis-Nefert II, dan dia juga menikah dengan Bint-Anat II.

Komunitas Egyptologists sependapat bahwa Merneptah adalah ayah dari Seti II, serta pangeran Khaemwaset, Isetnofret dan Merenptah.

Namun, biografinya tidak diketahui sampai tahun ke-40 pemerintahan ayahnya,   ketika ia diangkat menjadi jenderal tentara.

Baca Juga: Dimulai dari Barter, Pembayaran Upah dengan Hitungan Kendi Bir, Lalu Berat-berat Benda Logam, Hingga Sistem Uang Mesir Kuno Baru Dipakai pada Periode Yunani-Romawi

 Baca Juga: Sungguh Indah! Topeng Mumi Tutankhamun Terbuat dari Emas dan Beragam Batu Mulia, Apa Sebenarnya yang Diwakili oleh Topeng Kematian Firaun Mesir Kuno Itu?

Dia menjadi pewaris sekitar tahun ke-45 pemerintahan ayahnya, ketika Ramses II berusia sekitar 69 tahun.

Mungkin karena usia ayahnya yang sudah lanjut dan tidak layak lagi untuk melanjutkan pemerintahan waktu itu, maka dia menjalankan fungsi yang sangat penting sebelum memerintah.

Namun, ketika naik takhta, Merneptah berusia sekitar enam puluh tahun.

Dia memindahkan ibu kota Pi-Ramesses, ibu kota ayahnya, kembali ke Memphis, tempatnya kemudian dia membangun istana kerajaan di dekat kuil Ptah, sebuah istana yang digali pada tahun 1915.

Selain memadamkan pemberontakan di Suriah, Merneptah melakukan banyak kampanye militer selama pemeritntahannya, berperang terutama melawan Libya yang dengan bantuan Orang Laut, mulai mengancam Mesir dari barat.

Pada tahun kelima pemerintahannya, Merneptah memimpin pertempuran enam jam di mana dia meraih kemenangan melawan pasukan sekutu Libya dan Orang Laut di kota Perira, yang mungkin terletak di tepi barat Delta.

Kisah kampanye melawan Libya dan Orang Laut ini ditulis di dinding di sebelah tiang keenam di Karnak, pada saat yang sama dengan yang muncul dalam syair di Prasasti Merneptah.

Di akhir prasasti ini, Merneptah mengklaim bahwa ia mengalahkan semua penjajah, membunuh 6.000 tentara musuh dan mengambil 9.000 tahanan.

Baca Juga: Kematian Misterius Istri Tutankhamun, Ratu Ankhesenamun yang Hidupnya Penuh Kesengsaraan, Akhiri Garis Darah Amarna Sejati dan Sejarah Mesir Kuno, Benarkah Dia Dibunuh?

Baca Juga: Dimulai dengan Penandatanganan Kontrak Pernikahan, Beginilah Tradisi Perkawinan dan Sistem Keluarga di Mesir Kuno, Pernikahan Sedarah pun Mungkin Terjadi di Kalangan Para Pembesar Negara

Firaun ini mungkin meninggal secara wajar sekitar tahun 1203 SM, tetapi mereka tidak menemukan tubuhnya di dalam makamnya, KV8, melansir historicaleve.

Pada tahun 1898 mereka menemukan mumi yang diduganya bersama dengan 18 orang lainnya, di dalam cache makam KV35, Amenhotep II.

Mumi itu kemudian dibawa ke Kairo dan dianalisis oleh Dr. Elliott Smith.

Dari hasil analisis ini ia dapat memverifikasi bahwa Merneptah menderita osteoarthritis dan arteriosklerosis, dan bahwa ia hampir botak.

Wajahnya secara keseluruhan mirip dengan Ramses II, tetapi bentuk dan dimensi tengkoraknya lebih mirip dengan kakeknya, Seti I.

Baca Juga: Jadi Sosok Sakral bagi Rakyatnya, Inilah 7 Kunci Pemerintahan Ramses II yang Berumur Panjang dan Menganggap Dirinya Tuhan, Salah Satunya Letakkan Dasar bagi Perdamaian Abadi dengan Tetangga

 Baca Juga: Tak Gunakan Bantal Kapuk, Seperti Ini Sandaran Kepala yang Digunakan Orang Mesir Kuno, Tidak Hanya untuk Tidur Tetapi Juga Menopang Kepala Orang Mati Agar Tidak Terjadi Hal Ini!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari