Penulis
Intisari-Online.com – Selama ini yang kita kenakan untuk sandaran kepala saat tidur adalah bantal yang berisi kapuk atau dakron.
Tetapi yang digunakan oleh orang Mesir Kuno adalah sandaran kepala yang terbuat dari kayu.
Kayu tersebut beberapa yang polos, namun beberapa diukir dengan indah.
Mungkin tidak terlihat sangat nyaman karena bantalannya hilang dari bagian yang menyentuh kepala Anda.
Sandaran kepala memiliki bagian atas melengkung yang digabungkan dengan potongan persegi panjang.
Sandaran kepala ini juga digunakan untuk menopang kepala orang mati.
Untuk apa?
Sandaran kepala itu digunakan untuk menopang kepala orang mati agar roh jahat tidak masuk dari tanah, ke dalam tubuh.
Jika seseorang tidur menyambing, maka kepalanya berada beberapa sentimeter di atas permukaan tempat ia berbaring, jaraknya sama dengan lebar bahunya.
Manusia modern biasanya menggunakan bantal untuk menjembatani celah ini, tetapi orang Mesir Kuno menggunakan sandaran kepala.
Perabotan ini terdiri dari bagian atas setengah lingkaran yang ditempatkan di bawah tengkorak, tepat di atas telinga, dan satu atau lebih kolom yang mengangkat bagian atas ke ketinggian yang tepat.
Penggunaan sandaran kepala tidak hanya memastikan posisi yang relatif nyaman saat tidur, tetapi juga memungkinkan udara dapat melakukan sirkulasi di sekitar kepala.
Dan ini menambah keuntungan di iklim hangat seperti di Mesir.
Sandaran kepala ini sudah dikenal sejak awal sejarah Mesir.
Kebanyakan dari sandaran kepala tersebut terbuat dari batu (khususnya di Kerajaan Lama) atau dari kayu.
Banyak dari sandaran kepala itu yang dihias.
Penggambaran dewa pelindugn seperti Bes dan Taweret, yang mengusir kejahatan dari malam yang gelap, sangat populer menjadi hiasan sandaran kepala, meskipun motif lain juga digunakan.
Contoh yang paling indah adalah sandaran kepala milik Tutankhamun, yang kolomnya diganti dengan penggambaran dewa Shu, yang mengangkat kepala, diidentifikasi dengan matahari.
Di kedua sisinya ada dua singa, yang diidentifikasi sebagai Aker atau pasangan singa Ruty, personifikasi kemarin dan hari ini, atau Shu dan Tefnut.
Tidak hanya sandaran kepala yang digunakan, namun ini merupakan bagian penting dari pelatan pemakaman, dan juga diilustrasikan pada sarkofagus.
Bagaimana pun juga, mereka yang meninggal dianggap sebagai orang yang sedang tidur.
Mantra dalam Kitab Orang Mati dengan jelas menunjukkan bahwa pengangkatan kepala mumi dikaitkan dengan kebangkitan.
Nah, sandaran kepala ini dimaksudkan untuk mencegah almarhum kehilangan kepalanya di akhirat.
Untuk alasan itulah, maka sandaran kepala mini sering ditempatkan ke dalam pembungkus mumi sebagai jimat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari