Penulis
Intisari-Online.com – Festival Lembah yang Indah merupakan salah satu festival yang paling populer dan penting di Mesir Kuno.
Festival ini dirayakan setiap tahun di Thebes sejak dimulai oleh Mentuhotep II dari Dinasti ke-11 Kerajaan Tengah hingga zaman Romawi.
Festival Lembah yang Indah merupakan festival negara, karena firaun dan keluarganya berpartisipasi dan merupakan pesta pemakaman, yang didedikasikan untuk orang mati.
Festival ini diadakan di Bulan Baru Bulan Kedua, yang merupakan musim panas, shemu, dan bulan ke-10 dalam kalender 12.
Raja Mesir sendiri bertanggung jawab atas ritual sebagai perantara antara yang hidup dan yang mati.
Festival Lembah yang Indah berubah selama bertahun-tahun.
Pada awalnya, prosesi diadakan hanya antara kuil Karnak dan Deir el-Bahari, tetapi kemudian rute menjadi lebih luas, mengunjungi pekuburan lain, dan kuil pemakaman seperti Ramesseum.
Perahu suci Amun-Ra, istrinya Mut, dan putra mereka Khonsu meninggalkan kuil Karnak untuk mengunjungi kuil pemakaman raja yang meninggal di tepi barat Sungai Nil dan kuil mereka di Theban Necropolis.
Patung Amun-Ra, dibawa di bahu dalam prosesi upacara dari tempat kudus Karnak ke tepi sungai Nil.
Lalu, dari situ patung memulai untuk menyeberang ke tepi barat dan dari sana dibawa di bahu, berhenti di kuil yang berbeda tempat perahu bersandar.
Mereka beristirahat dan melakukan berbagai ritual, sebelum mencapai lembah suci Deir el-Bahari dan kuil Hathor dari Kuil Kamar Mayat Hatshepsut.
Dengan cara ini, kuil Karnak dan kuil pemakaman Hatshepsut secara fisik dan simbolis terhubung sebagai poros yang menghubungkan dunia orang hidup dengan dunia orang mati.
Dengan cara ini pula, Amun-Ra, mengunjungi alam baka dan mereka yang hadir dapat mengambil manfaat dari kekuatan regenerasinya.
Raja dan keluarganya ditemani oleh orang Mesir yang menguburkan leluhur mereka di pantai seberang (pantai kematian) untuk menghormati mereka dan mempersembahkan persembahan.
Perayaan pemakaman dan perjamuan berlangsung di sana, dan ostracas disimpan dengan doa dan petisi kepada dewa untuk mengindahkan permohonan mereka.
Berbagai penampilan akrobat dan pemusik menghibur massa.
Sementara para wanita memainkan sistrum, sejenis kerincingan atau alat musik yang mengeluarkan suara indah, lembut seperti angin yang bertiup melalui alang-alang papirus dan dikatakan berfungsi untuk menenangkan para dewa.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari