Find Us On Social Media :

Pantesan Indonesia Manggut-manggut Lautnya Dilewati Kabel Raksasa dari Australia Sampai Singapura, Suntikan Rp 40 Triliun Ini Bisa Jadi Pemulus Proyek Dua Negara Tetangga Ini di Indonesia

By May N, Sabtu, 25 September 2021 | 19:43 WIB

Ilustrasi ladang sel surya milik Australia Sun Cable, yang berencana kirim tenaga surya ke Singapura melewati Selat Sunda dan Laut Jawa, Indonesia

Intisari-Online.com - Tergiur dengan janji uang sebesar USD 2,8 miliar untuk investasi lokal, pemerintah Indonesia telah mengizinkan perusahaan Australia meletakkan kabel listrik tegangan tinggi sepanjang 4500 melewati perairan Indonesia.

Australia menggunakan kabel tersebut dalam rencana mereka membangun proyek energi surya terbesar di dunia dari negaranya sampai Singapura, bahkan mungkin lebih jauh lagi.

Proyek bernama Sun Cable senilai USD 21,8 miliar ini adalah usaha gabungan antara raja pertambangan Andrew Forrest dan sesama miliuner Mike Cannon-Brookes.

Tujuannya adalah memenuhi 15% kebutuhan energi Singapura, yang kini bergantung sepenuhnya pada gas alam, dan mengurangi emisi karbon mereka sebanyak 6 juta ton setahun, seperti dikutip dari Asia Times.

Baca Juga: Benarkah Indonesia Hanya Dilewati? Ternyata Begini Kondisi Kabel Listrik Tenaga Surya dari Australia ke Singapura yang Lewati Babel, Simak Apa yang Didapat Indonesia

Andrew Forrest dari Perth (59) yang mendirikan Fortescue Metals Group, serta Mike Cannon-Brokes (41) pendiri perusahaan perangkat lunak Atlassian, memiliki kekayaan gabungan lebih dari USD 40 juta.

Forrest mengumpulkan kekaysaannya di industri bijih besi Australia Barat, namun mengutip laporan Fortescue terkait sumber daya lithium, unsur untuk industri mobil elektrik telah memberikannya ketertarikan pada energi terbarukan.

Perusahaannya, yang menggunakan energi solar untuk mendorong beberapa operasi, baru-baru ini membentuk kemitraan dengan PT Adaro Energy, perusahaan tambang terbesar Indonesia di Kalimantan Timur, untuk melacak dengan cepat perkembangan industri hidrogen hijau global.

Sayang sekali Indonesia tidak akan mendapat listrik dari kabel sel surya tersebut, tapi akan mendapatkan untung dari USD 1 miliar yang dipakai selama fase konstruksi, diharapkan berlangsung dari 2024-2028, dan juga USD 1,5 miliar lain untuk biaya operasional, termasuk pangkalan perbaikan laut dan juga transfer teknologi.

Baca Juga: Pantas China Jemawa Menginjak-injak ASEAN, Mau Disiksa Seperti Apapun ASEAN Termasuk Indonesia Sudah Begitu Jatuh Cinta pada China Hanya Karena Sogokan Ini, Kini Sampai Meminta-minta