Penulis
Intisari-online.com -Pemulihan ekonomi menjadi PR penting seiring dengan pemulihan kesehatan masyarakat setelah Indonesia diserang Covid-19.
Pasalnya, pembatasan aktivitas masyarakat menyebabkan uang berhenti berputar.
Hal itu disebabkan banyak aktivitas ekonomi terhenti.
Perdagangan 'seret' sampai warga tidak punya pendapatan cukup untuk dapat berbelanja, akibatnya ekonomi nasional runtuh.
Tahun 2020 lalu sejak Covid-19 menyerang, Indonesia memasuki resesi ekonomi terburuk sejak krisis moneter (krismon) tahun 1998.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 terkontraksi atau tumbuh minus 2.07% year on year (yoy).
Pertumbuhan ekonomi negatif ini tidak hanya secara nasional tapi juga tercermin di beberapa daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada beberapa provinsi yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif sepanjang tahun 2020 lalu.
Mengejutkannya, pertumbuhan menjanjikan itu tidak terjadi di pulau Jawa.
Melansir Kontan, pulau Sulawesi mencatat pertumbuhan ekonomi 0.23% yoy.
Mereka berhasil menyumbang kontribusi ke pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6.66%.
Selanjutnya pertumbuhan positif kedua dicatat di Maluku dan Papua sebesar 1.44% yoy, dengan kontribusi 2.35%.
Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi disokong oleh provinsi Sulawesi Tengah yang menyumbang 4.8% yoy.
Mereka mendulang angka yang bagus akibat produksi nikel.
Kemudian di Maluku diraih oleh Provinsi Maluku Utara sebesar 4.92% dan Papua 3.2% yoy.
"Khusus provinsi Papua karena ada kenaikan dari produksi tembaga sehingga membuat pertumbuhan ekonominya positif,” terang Suhariyanto dalam keterangan pers terkait pertumbuhan ekonomi 2020, Jumat (5/2/2021).
Jawa Bali, dua pulau utama di Indonesia yang biasa menyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi, justru malah yang paling terdampak akibat Covid-19 di tahun 2020.
Ekonomi Bali terkontraksi sebanyak -9.31% akibat lumpuhnya sektor pariwisata.
Serta walaupun Sulawesi, Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan positif tapi mereka masih kecil kontribusinya dengan sumbangan pulau lain.
Tidak ada perubahan dalam struktur pertumbuhan ekonomi secara spasial.
Pulau Jawa dan Sumatra masih menjadi penyumbang terbesar.
Pulau Jawa yang berkontribusi 58,75% terhadap pertumbuhan ekonomi domestik, mengalami pertumbuhan ekonomi negatif 2,51% yoy.
Pulau Sumatera yang berkontribusi 21,36% mencatat pertumbuhan minus 1,19% yoy.
Sementara pulau Kalimantan dengan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional 7,94%, ekonominya tumbuh minus 2,27% yoy.