Walaupun Tak Lagi Negara Menengah ke Atas, Ekonomi Indonesia Berhasil Tumbuh Terkuat Selama 17 Tahun Tepat di Tubir Resesi, Namun Covid-19 Masih Membayangi

Maymunah Nasution

Editor

Ilustrasi ekonomi
Ilustrasi ekonomi

Intisari-online.com -Ekonomi Indonesia tumbuh 7.07% pada periode April sampai Juni 2021 dibandingkan periode tahun lalu.

Hal ini disampaikan oleh kepala Badan Pusat Statistik Indonesia Kamis 5/8/2021.

Melansir Channel News Asia, angka ini tertinggi sejak Covid-19 menghentikan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ini juga menandai keluarnya Indonesia dari resesi.

Baca Juga: Diam-diam Mengakar Sudah Jaringan Kriminal yang Dibangun, Negara Pimpinan Kim Jong-un Mampu 'Racuni' Seluruh Dunia dengan Selundupannya Ini

Ekonomi Indonesia jatuh ke dalam jurang resesi sejak lebih dari 20 tahun pada tahun 2020 lalu.

Tahun 2020 kemarin, kontraksi tahunan hanya 2.07%.

Covid-19 telah menjadi penyebab utama, karena menghambat aktivitas warga dan operasi bisnis.

Gambaran kuartal kedua lebih baik dibandingkan dengan periode Januari sampai Maret, di mana PDB berkontraksi sekitar 0.7% tahun-ke-tahun.

Baca Juga: Setahun Menjelang Ledakan Ibukotanya, Negara Ini Jadi 'Neraka' Sampai Tak Ada Lagi Pasokan Air Bersih untuk Warga, Keruntuhan Ekonomi Terbesar di Dunia Ini Sebabnya

Pertumbuhan pada periode April hingga Juni didorong oleh pertumbuhan konsumsi domestik dan ekspor, kata Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono.

“Peningkatan mobilitas masyarakat pada triwulan II 2021 mendorong pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,93 persen,” kata Yuwono.

Peningkatan ekspor tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari mitra ekspor Indonesia, sementara mobilitas tinggi karena beban kasus Indonesia menurun selama periode tersebut, tambahnya.

“Pada triwulan II tahun 2021, nilai ekspor komoditas Indonesia mengalami peningkatan yang mengesankan sebesar 55,89 persen.

Baca Juga: Sempat Simpang-Siur Beredar PPKM Bakal Diperpanjang Hingga 6 Minggu, Jika Dilakukan Pemerintah Indonesia Justru Alami Dampak Ekonomi yang Makin Memburuk Ini, Ini Penjelasan Pemerintah

"Peningkatan ekspor terjadi pada komoditas pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan,” kata Yuwono.

Dia mencatat bahwa mitra ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat, China dan Singapura tumbuh 12,2 persen, 7,9 persen dan 14,3 persen year-on-year pada kuartal kedua tahun ini.

Secara triwulanan, ekonomi Indonesia tumbuh 3,31 persen dibandingkan -0,92 persen pada triwulan pertama tahun ini.

Pengumuman Kamis datang setelah Indonesia kehilangan status negara berpenghasilan menengah ke atas bulan lalu, hanya setahun setelah diklasifikasikan sebagai satu negara menengah ke atas.

Baca Juga: Salah Satunya Dipraktikkan Jokowi Saat Mantap Jadi Kader PDIP, Inilah Penyebab Lain Indonesia Turun Kelas Jadi Negara Menengah ke Bawah

Ledakan kasus Covid-19

Sayang, pertumbuhan kuat ini tumbuh di kuartal II ketika belum terlihat ledakan kasus Covid-19.

Setelah Juni Indonesia mengalami ledakan kasus Covid-19 yang menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat digerakkan kembali.

Pakar memperingatkan pemulihan ekonomi ini akan mundur lagi akibat infeksi Covid-19 yang meledak sejak Juni lalu.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Justru Cetak Banyak Orang Kaya Baru di Indonesia, Lantas Mengapa Indonesia Malah Turun Kelas Jadi Negara Menengah Ke Bawah?

Meski Indonesia mengalami kenaikan ekspor, BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini disebabkan efek dasar yang rendah dibandingkan dengan kuartal kedua tahun lalu.

Pakar juga tidak berharap banyak dari ekonomi Indonesia karena ledakan Covid-19 sudah terlihat sangat membatasi pergerakan masyarakat.

"Kenaikan PDB Indonesia akan berumur pendek," kata Krystal Tan, ekonom ANZ yang termasuk di antara mereka yang memperkirakan pertumbuhan lebih lambat tahun ini.

Perkiraan baru ANZ adalah 3,8%, turun dari 4%.

Baca Juga: Kesenjangan Sosial Makin Tinggi, Jumlah Orang Kaya dan Sangat Kaya Indonesia Terus Menambah di Tengah Pandemi, Bagaimana dengan Warga Miskin?

"Laju pemulihan akan dibatasi sampai risiko COVID-19 memudar."

Bank sentral telah menurunkan proyeksinya ke kisaran 3,5% menjadi 4,3%, dari 4,1% menjadi 5,1%, sedikit di bawah perkiraan pemerintah sebesar 3,7% menjadi 4,5%.

Ekonomi Indonesia menyusut tahun lalu untuk pertama kalinya sejak 1998, sebesar 2,1%.

PPKM Jawa-Bali diperpanjang sampai 9 Agustus, dan pemerintah mencari cara agar September dapat membuka ekonomi kembali.

Baca Juga: Indonesia Turun Kelas Jadi Negara Menengah ke Bawah, Media Dari Negara Pemberi Utang Terbanyak ke Indonesia Ini Malah Bocorkan Kondisi Ekonomi Indonesia

Melansir Reuters, menteri ekonomi Airlangga Hartanto mengatakan pemerintah berupaya memperkecil jumlah pasien dirawat Covid-19 dari 500 ribu sehari turun menjadi 100 ribu sehari.

Tujuannya agar ekonomi mencapai kembali momentumnya di kuartal keempat dan tumbuh lebih dari 5%.

Upaya pemulihan juga digenjot dengan percepatan vaksinasi.

Namun sejak Januari lalu, baru 8% dari populasi Indonesia yang baru divaksin.

Jika vaksinasi lambat maka pemerintah terpaksa terus-terusan melaksanakan PPKM.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Sudah Turun Kelas Jadi Negara Menengah ke Bawah, Indonesia Terancam Bunga Utangnya Menggunung, Belum Lagi Dampak Pandemi Makin Mengkhawatirkan

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga berjanji mempercepat penyerapan anggaran dan memperpanjang kelonggaran pajak.

Artikel Terkait